Jokowi Waspadai Gelombang Kedua Covid-19

Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 akan terjadinya gelombang kedua penyebaran Covid-19.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers seusai meninjau persiapan penerapan standar normal baru di Mall Summarecon Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). (Foto: Antara/Rangga Pandu Asmara Jingga)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk tetap bekerja keras guna pencegahan terjadinya gelombang kedua penyebaran Covid-19. Jokowi berharap tidak ada lonjakan kasus setelah diterapkannya tatanan normal baru.

“Ancaman Covid-19 masih ada. Kondisi dinamis. Ada daerah yang kasus barunya turun, ada yang daerah yang kasus barunya meningkat, ada daerah yang kasus barunya nihil, dan perlu saya ingatkan jangan sampai ada gelombang kedua (second wave). Jangan sampai ada lonjakan,” kata Jokowi saat meninjau Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2020. 

Kepala negara menyebut kondisi penanganan pandemi saat ini sangat dinamis disusul diterapkannya tatanan normal baru hingga ditemukannya vaksin corona. Menurutnya, penciptaan vaksin sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus melalui tahapan yang kompleks dari uji klinis hingga produksi massal. 

Adaptasi kebiasaan baru. Adaptasi itu bukan berarti kita menyerah apalagi kalah, tidak, tapi kita harus memulai kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan sehingga masyarakat produkti tapi aman dari Covid-19.

Di tengah pandemi masih berlangsung, masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan tatanan kebiasaan baru, yang mengedepankan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. 

“Adaptasi kebiasaan baru. Adaptasi itu bukan berarti kita menyerah apalagi kalah, tidak, tapi kita harus memulai kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan sehingga masyarakat produkti tapi aman dari Covid-19,” kata Jokowi. 

Jokowi mengutarakan dalam menerapkan kebiasaan baru di masing-masing daerah harus merujuk pada data dan fakta kasus COVID-19 di lapangan. Sehingga dari data tersebut bisa ditelurkan kebijakan penanganan Covid-19 di masing-masing daerah untuk terus menekan angka penularan. 

“Saya minta kalau data-data sudah bagus seperti itu, setiap hari diberikan peringakatnya kepada daerah-daerah yang kasusnya tertinggi, kematian tertinggi, sehingga semua daerah punya kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan,” ucap Jokowi. 

Sebelumnya, pada 26 Mei 2020 pemerintah mengumumkan pemerintah mengumumkan bahwa mulai Juni 2020, Indonesia akan memberlakukan kenormalan baru alias new normal. Dalam masa ini, keran aktivitas mulai dibuka sedikit demi sedikit.

Keputusan ini diambil setelah berbulan-bulan beberapa daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar  (PSBB) untuk menekan penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). []

Baca juga:

Berita terkait
Soal Bansos, Jokowi Minta Juliari Sisir Warga Miskin
Presiden Joko Widodo meminta Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara untuk memastikan bantuan sosial tersalurkan dengan baik.
Istana Tanggapi Survei Kinerja Jokowi Menurun
Pihak istana menilai menurunnya kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 merupakan hal yang wajar.
Ratas Perdana Jokowi dan Menteri Diberi Jarak 2 Meter
Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini Senin, 8 Juni 2020, menggelar rapat terbatas perdana bersama jajaran menteri dengan jarak 2 meter.