Jokowi: SoftBank Mau Investasi di Ibu Kota Baru RI

Presiden Jokowi bertemu dengan delegasi Soft membahas peluang investasi, antara lain di ibu kota baru, Kalimantan.
CEO SoftBank Masayoshi Son bersama delegasinya mengadakan pertemuan denan Presiden Jokowi membahas peluang investasi di Indonesia, Jumat, 10 Januari 2020. (Foto : Popy|Tagar).

Jakarta - Masayoshi Son, CEO SoftBank - perusahaan asal Jepang menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di ibu kota baru di Kalimantan Timur. Hal itu ia katakan setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020.

Masayoshi mengaku tertarik dengan konsep kota pintar (smart city) dan kota hijau (green city) yang diusung pemerintah dalam pembangunan ibu kota baru. "Ibu kota baru ini memang memiliki peluang-peluang investasi yang saya kira bisa kita diskusikan ide potensialnya," katanya.

Komitmen SoftBank sudah sejak tahun lalu

Masayoshi bersama delegasi SoftBank diterima Presiden Jokowi untuk membahas peluang investasi di Indonesia. Salah satu materi pembahasan ialah terkait potensi investasi mega proyek ibu kota baru, Kalimantan Timur. "Luas wilayah Jakarta sekitar 66.000 hektare, sedangkan jika kita bandingkan dengan ibu kota baru luasnya (disiapkan) mencapai 256.000 hektare," katanya.

Sebelumnya, dalam pertemuan serupa pada bulan Juli 2019 lalu, SoftBank telah berkomitmen untuk mengucurkan investasi bagi pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Selain itu juga untuk pembangunan ekosistem industri seperti kendaraan listrik.

JokowiPresiden Joko Widodo dan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor meninjau lokasi ibu kota baru yang berada di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 17 Desember 2019. (foto: Antara/Istimewa/Desca Lidya Natalia).

Setelah bertemu delegasi SoftBank, Jokowi menerima kunjungan dari delegasi dari Amerika Serikat, International Development Finance Corporation (DFC). Pertemuan dengan DFC juga membicarakan peluang investasi.

Kebijakan untuk menciptakan iklim investasi  yang ramah

Jokowi menjelaskan dalam masa pemerintahannya yang kedua, Indonesia masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah. Untuk mewujudkan hal tersebut menurutnya, pemerintah membuka peluang investasi dan kerja sama seluas-luasnya.

"Pemerintah terus membuat kebijakan untuk mendukung dan menciptakan iklim investasi yang ramah melalui undang-undang omnibus investasi sehingga Indonesia dapat mempersempit kesenjangan infrastruktur dan menjadi sangat kompetitif di era global," kata Jokowi.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ada beberap ahal yang dibahas dalam pertemuan dengan delegasi Jepang. Menurutnya, Jepang memberikan umpan balik yang baik usai berdiskusi dengan Presiden Jokowi. Ada beberapa penawaran dari Indonesia, mulai dari infrastruktur hingga berkaitan dengan kekayaan alam.

"Macam-macam ya. Termasuk mengenai pelatihan untuk instruktur diving, dan sebagainya. Macam-macam infrastruktur sudah pasti," kata Retno.

Retno merasa yakin terhadap kelanjutan kerja sama ini karena ia melihat respon yang baik dari delegasi Jepang. "Komitmenkerja sama pulau-pulau terluar, komitmen sudah cukup lama. Jadi respon Jepang sangat positif dan akan diperkuat," katanya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Jepang Kepincut Megaproyek Ibu Kota Baru RI
Pemerintah Jepang masih mengkaji pembahasan investasi di Indonesia, salah satunya pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Respons Jepang Saat Menlu Bicara Penguatan Perikanan
Menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu terkait kerja sama Indonesia dan Jepang.
Jokowi Ajak Jepang Garap Natuna
Presiden Jokowi mengundang pelaku dunia usaha untuk berinvestasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau saat bertemu Menteri Luar Negeri Jepang.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)