Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkeyakinan percepatan transformasi digital Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan.
Menurutnya, pemerintah masing-masing negara ASEAN harus memiliki andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital.
"Indonesia sendiri memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Indonesia mempunyai startup sebanyak 2.193 tahun 2019, kelima terbesar di dunia. Indonesia juga memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn. Sejak tahun 2018 Indonesia mengembangkan peta jalan Making Indonesia 4.0," kata Jokowi melalui tayangan video yang juga diunggah oleh kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu, 14 November 2020.
Walaupun banyak masalah tetapi ada kesempatan besar. Di tengah pandemi ini justru kita melihat percepatan perkembangan digitalisasi.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi Ungkap Kemitraan ASEAN - Amerika Serikat
Ia menyebut bahwa sinergi kuat antara negara-negara ASEAN amat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif di Kawasan. Baginya, hambatan perdagangan digital harus dieliminasi, kepastian hukum harus dibangun, penyederhanaan prosedur dan sistem perizinan harus terus dilakukan, hingga memperkuat kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk memperkuat konektivitas digital.
"Sinergi ini harus bersifat inklusif. Tidak ada satupun yang boleh tertinggal. Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini. No one left behind," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan pandemi Covid-19 memberikan dampak hebat bagi perekonomian dunia di mana semua negara tanpa terkecuali menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif. Ia menyebut, di ASEAN, lebih dari 30 juta masyarakatnya terancam kehilangan pekerjaan.
Dalam sambutan pengantarnya pada forum diskusi yang membahas teknologi dan masa depan pekerjaan di ASEAN yang merupakan bagian dari ASEAN Business and Investment Summit 2020, Jokowi menjelaskan bahwa kita semua harus tetap percaya bahwa masih ada peluang di tengah kesulitan yang saat ini dihadapi.
"Kita harus tetap optimistis. Walaupun banyak masalah tetapi ada kesempatan besar. Di tengah pandemi ini justru kita melihat percepatan perkembangan digitalisasi," kata Jokowi.
Ia menyebut, baik kawasan ASEAN maupun Indonesia memiliki potensi digital yang sangat besar. Menurutnya, pada tahun 2025 mendatang, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berada pada kisaran 200 miliar dolar Amerika, sementara untuk kurun waktu yang sama di Indonesia, diperkirakan mencapai 133 miliar dolar Amerika.
"Namun, tantangan transformasi digital masih sangat banyak. Pertama, banyak jenis usaha dan pekerjaan lama yang tutup. Sekitar 56 persen pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi," ucap Jokowi.
Baca juga: Jokowi Hadiri Penutupan KTT ASEAN - PBB dan KTT RCEP
Selain itu, lanjut Jokowi, kesenjangan digital di negara ASEAN juga dipandang masih sangat besar. Penetrasi internet sebagai infrastruktur utama ekonomi digital belum merata di seluruh negara ASEAN. RI-1 ini menyatakan, dari 10 negara ASEAN, hanya 3 negara yang memiliki tingkat penetrasi internet di atas 80 persen.
"Menghadapi tantangan di atas kita harus melakukan berbagai terobosan. Business as usual bukanlah pilihan. Kita harus mempercepat transformasi digital. Apalagi saat ini kegiatan ekonomi digital ASEAN masih kecil, hanya sebesar tujuh persen dari total PDB ASEAN," ujar Jokowi. []