Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta agar Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Kepala BNPB Doni Monardo untuk segera menurunkan kasus Covid-19 (C-19). Jokowi memerintahkan keduanya untuk menekan kasus positif virus corona di sembilan provinsi dalam waktu dua pekan.
Sembilan provinsi tersebut di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua. Presiden juga meminta agar jumlah kasus harian dan angka kematian dapat ditekan secara maksimal.
"Presiden perintahkan dalam waktu dua minggu, kita harus bisa mencapai tiga sasaran yaitu penurunan penambahan kasus harian, peningkatan recovery rate (tingkat kesembuhan), dan penurunan mortality rate (tingkat kematian)," kata Luhut dalam rapat koordinasi secara virtual, Selasa, 15 September 2020.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Jokowi meminta juga agar fokus penanganan Covid-19 karena kondisi delapan dari sembilan provinsi yang menyumbang 75 persen dari total kasus atau 68 persen dari total kasus yang masih aktif. Jokowi ingin kesembuhan dari Covid-19 terus meningkat.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan tingkat kesembuhan hari ini, Senin, 14 September 2020 mengalami penambahan 3.395 kasus dan kesembuhan pasien Covid-19 total menjadi sebanyak 158.405 kasus dengan recovery rate di angka 71 persen.
"Angka ini (kesembuhan) cukup tinggi ya, artinya 7 diantaranya 10 orang yang terkena Covid-19 sudah sembuh," kata Reisa di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin, 14 September 2020.
Sedangkan, ia menyebut, penambahan kasus positif baru hari ini sebanyak 3.141 kasus dan kumulatifnya 221.523 kasus. Angka penambahan kasus itu juga menurutnya masih terbilang tinggi.
- Baca juga: Ade Firman Hakim Wafat, Sineas Indonesia Berduka
- Baca juga: Ahli: Soal Covid-19, Respons Pembantu Jokowi Lamban
Ia menyatakan, dari data Kementerian Kesehatan, bed occupancy ratio (BOR) atau ketersedian tempat tidur sejauh ini dalam kondisi aman. Menurutnya kondisi ini dapat mengantisipasi lonjakan jika terjadi lonjakan 20 persen sesuai ketentuan World Health Organization (WHO).
"Tetapi tentu kita tidak harapkan itu akan terisi ya," ujar dia. []