Jokowi Minta APD, Menperin Libatkan Industri Tekstil

Jokowi ingin memprioritaskan penyediaan perlindungan tenaga kesehatan, salah satunya penyediaan alat perlindungan diri (APD).
Presiden Joko Widodo berada di ruang IGD saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin, 23 Maret 2020. Presiden Joko Widodo memastikan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin memprioritaskan penyediaan perlindungan tenaga kesehatan, obat-obatan,dan alat-alat kesehatan di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19. Salah satunya penyediaan alat perlindungan diri (APD) bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien positif corona.

"Pastikan bahwa seluruh dokter, tenaga medis, perawat, bisa bekerja dengan aman dengan peralatan kesehatan yang memadai," ujar Jokowi melalui video conference di Istana Kepresidenan Bogor, Senin, 30 Maret 2020.

Pasalnya, berdasarkan laporan yang ia peroleh saat ini stok APD di seluruh daerah makin terbatas. Padahal, tenaga kesehatan membutuhkan sekitar 3 juta APD hingga akhir Mei 2020.

"Saya minta dilakukan percepatan pengadaan untuk APD dan saya juga minta agar digunakan produk dalam negeri. Karena data yang saya terima ada 18 perusahaan produsen APD di negara kita," ucapnya.

APDPekerja membuat pakaian alat perlindungan diri (APD) tenaga medis di Pusat Industri Kecil, Penggilingan, Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Kemenperin Dorong Industri Tekstil

Sebelum diminta Jokowi dalam rapat terbatas Senin, 30 Maret 2020 Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah meminta Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memproduksi masker dan alat pelindung diri (APD).

Hal ini guna memenuhi permintaan domestik yang sedang tinggi, terutama untuk memasok kebutuhan para tenaga kesehatan dalam penangangan pasien yang terpapar Covid-19.

"Selain industri APD, kami juga mendorong produsen tekstil di dalam negeri dapat ikut men-supply APD dan masker. Sebab, saat ini kita masih butuh cukup banyak dalam menghadapi penyebaran virus corona di Indonesia,” tutur dia di Jakarta, Jumat lalu.

Baca juga: Aphdi: Ubah UU Golongkan APD Barang Penting Covid-19

Dalam rangka penanganan Covid-19, diversifikasi produk yang dilakukan industri tekstil menurut dia menjadi salah satu cara cepat dalam pemenuhan kebutuhan APD dan masker yang sangat tinggi saat ini.

Sebab, ia memperkirakan untuk menangani pasien positif corona dalam empat bulan ke depan tenaga medis akan membutuhkan 12 juta APD. "Dengan kondisi seperti saat ini, kemungkinan demand dapat bertambah hingga 100 persen, bahkan 500 persen," tuturnya.

Oleh karena itu, Kemenperin telah memetakan potensi industri APD di dalam negeri, termasuk juga industri tesktil yang bersedia memproduksi APD dan masker. APD yang dibutuhkan, meliputi pakaian, caps, towel, sarung tangan, pelindung kaki, pelindung tangan dan kacamata pelindung wajah (goggles).

“Kami terus aktif berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan untuk kelancaran izin edar dan impor bahan bakunya," kata dia.

Tak hanya industri tekstil, ia meminta industri farmasi agar bisa mengoptimalkan produksi obat atau vitamin yang dibutuhkan saat ini. Menurutnya industri farmasi perlu mengembangkan Obat Modern Asli Indonesia (Fitofarmaka) yang berbasis bahan alam.

Sebab, Indonesia punya potensi untuk pengembangan obat tersebut, karena keanekaragaman hayatinya lebih dari 30.000 spesies tanaman.

Ia juga mendorong produsen otomotif di dalam negeri untuk bisa memproduksi alat kesehatan, seperti ventilator atau alat bantu pernapasan. "Untuk supply ventilator, akan dibuat prototipe sederhana yang dapat diproduksi massal melalui kerja sama antara industri otomotif dengan industri komponen," ujarnya.

Tenaga MedisSejumlah tenaga medis mempersiapkan pelaksanaan rapid test di Puskesmas Abadijaya, Depok, Jawa Barat, Jumat, 27 Maret 2020. (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha/foc)

Libatkan Perusahaan BUMN

Dari 18 perusahaan produsen masker, salah satu perusahaan yang diminta untuk turut memproduksi masker adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Industri Sandang Nusantara.

"PT Industri Sandang Nusantara diminta untuk dapat mengambil peran dalam penanganan virus Covid-19 ini dengan memproduksi masker," ujar Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam beberapa waktu lalu.

Terkait bahan baku, pihaknya telah meminta secara khusus kepada Indonesian Nonwoven Association (INWA) agar menyediakan kebutuhan bahan baku untuk produksi APD dan masker.

"Diminta untuk men-supply kekurangan bahan baku APD dan masker. Sehingga untuk memproduksi APD dan masker tidak ada lagi hambatan kebutuhan bahan baku," ujarnya.

Selain itu, kata dia sejumlah perusahaan anggota Asosiasi Perusahaan Kawasan Berikat juga sedang menyiapkan infrastruktur untuk memproduksi masker dan APD dalam rangka penanganan Covid-19.

"Untuk saat ini, ada beberapa perusahaan yang siap membantu supply kebutuhan bahan baku APD. Seperti PT Multispunindo, PT Sritex, Duniatex Group, PT Hadtex, dan beberapa perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) lainnya," tutur dia. []

Berita terkait
Jokowi Minta APD dan Rapid Test Corona Didistribusi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pendistribusian Alat Pelindung Diri (APD) dan rapid test untuk pendeteksi virus corona segera didistribusikan
Dosen Fakultas Kedokteran UNS Ciptakan APD Praktis
Alat Pelindung Diri (APD) ciptaan Dokter Darmawan ini terbuat dari bahan yang mudah didapat. Berkualitas dan murah.
Tanpa APD, Dokter Tak Rawat Pasien Kasus Corona?
Sejumlah organisasi profesi kesehatan mengeluarkan surat pernyataan bersama agar APD dipenuhi untuk merawat pasien kasus virus corona (Covid-19).
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.