Jokowi dan Prabowo Subianto Mainkan Politik Rileks

Bersatunya Jokowi dan Prabowo Subianto dalam pemerintahan secara tidak langsung mengajak seluruh kalangan agar berpolitik secara rileks.
Presiden Joko Widodo (kanan) menyambut kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2019. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta - Bersatunya Jokowi dan Prabowo Subianto dalam pemerintahan secara tidak langsung mengajak seluruh kalangan agar berpolitik secara rileks. Demikian dikatakan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA 

"Kita tahu betapa Pilpres 2019 diwarnai dengan pembelahan politik yang mungkin paling keras dalam sejarah pemilu di Indonesia," katanya, di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu, 13 November 2019.

Demikian disampaikan Denny di sela penyampaian hasil survei terkait turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara, serta penandatanganan kerja sama LSI Denny JA dengan SBM ITB.

Denny mengungkapkan pembelahan politik terjadi begitu kuat sehingga menyebabkan banyak komunitas terbelah, persahabatan menjadi rusak, hingga keluarga menjadi tegang.

Bahkan, data KPU menunjukkan provinsi dengan dominasi agama minoritas memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf, sementara provinsi yang didominasi muslim memenangkan duet Prabowo-Sandiaga Uno.

"Kita berpolitik secara keras sekali, padahal ujungnya bersatu kembali. Sekali lagi, ini hentakan bahwa dalam politik tak ada kawan atau musuh yang abadi. Yang abadi adalah kepentingan," katanya.

Dia mengatakan dua tokoh, yaitu Jokowi dan Prabowo menjadi referensi yang paling kuat untuk ajang pesta demokrasi selanjutnya agar berpolitik secara rileks.

Diakui Denny, LSI menemukan efek Pilpres 2019 memang membuat kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga negara turun, seiring maraknya kampanye negatif, politisasi agama, dan masifnya penyebaran hoaks.

Namun di sisi lain, kata dia, LSI juga menemukan hal lain yang bisa ditafsirkan bertambah kuatnya situasi politik di Indonesia, yakni bersatunya dua capres setelah kontestasi Pilpres 2019.

"Situasi yang unik, aneh tapi nyata. LSI menganggap ini hal positif, untuk dua alasan. Pertama, bagian dari ikhtiar politik. Dalam bisnis dikenal koopetisi, gabungan antara kooperasi dan kompetisi," katanya.

Kata Denny, bersatunya kedua tokoh sentral pada Pilpres 2019 itu membawa pesan kuat bagi seluruh masyarakat untuk berpolitik atau berkompetisi secara santai. []

Berita terkait
Prabowo Sambut Kunjungan Kehormatan Dubes Malaysia
Menhan Prabowo Subianto mendapatkan kunjungan kehormatan dari Dubes Malaysia H.E. Dato Zaenal Abidin Bakar.
Prabowo Subianto Temui Jokowi Bahas Rizieq Shihab
Prabowo Subianto akan membuka komunikasi dengan Joko Widodo untuk bicarakan soal permasalahan Rizieq Shihab yang mengklaim dicekal di Arab Saudi.
Jokowi Perintahkan Polri Kejar Dalang Bom Medan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Polri menangkap, mengadili, serta membongkar tuntas dalang pelaku bom bunuh diri Medan.