Untuk Indonesia

Jokowi, CEO Terbaik yang Kita Miliki

Jika Indonesia diibaratkan perusahaan korporasi, Jokowi CEO terbaik yang kita miliki sekarang ini.
Presiden Joko Widodo menghadiri Upacara Pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu(18/8). (Foto: INASGOC/Puspa Perwitasari)

Oleh: Denny Siregar*

Kenapa even olahraga seperti Asian Games dibuat begitu megah?

Untuk melihat apa yang dilakukan Jokowi sekarang terhadap Indonesia, kita harus melirik kembali apa yang dia lakukan di Solo saat menjadi wali kota. Karena rekam jejak seorang selalu membentuk pola.

Solo sebelum Jokowi menjadi wali kota, jarang dibicarakan di tingkat nasional. Karena memang tidak ada apa-apanya. Yang dulu terdengar hanyalah konflik di Keraton Solo. Juga terbakarnya Solo saat kerusuhan tahun 1998. Orang menyebut Solo itu sebagai "Kota Sumbu Pendek", orangnya gampang meledak.

Belum lagi adanya Ponpes Ngruki pimpinan Abu Bakar Baasyir, yang terstigma sebagai teroris di wajah internasional. Solo tercitra sebagai kota tempat berkembangnya kelompok Islam militan.

Jokowi kemudian merubah Solo menjadi kota pariwisata. Bukan pariwisata alam, tetapi MICE atau Meeting, Incentive, Conference dan Exhibitions.

Ia membenahi ruang-ruang publik di Solo termasuk bandara dan sistem transportasi dalam kota. Infrastrukturnya dulu dia benahi sebelum memulai sebuah penyelenggaraan internasional.

Tahun 2008, Solo menjadi tuan rumah dari even Internasional konferensi kota-kota warisan budaya dunia, Organization of World Heritage Cities OWHC. Sukses besar. Penyelenggaraan yang berjalan sangat aman itu sekaligus mengangkat kota Solo ke permukaan. Budaya Solo juga terpromosikan ke dunia internasional.

Dan apa imbasnya sesudah even itu? Jelas masuknya pendapatan dalam bentuk dollar ke Solo melalui penyelenggaran konferensi dan meeting dari luar. Juga investasi asing dalam bidang pariwisata dan MICE di sana. Hotel-hotel hidup, ekonomi masyarakat bergeliat.

Solo dari kota sumbu pendek seketika menjadi kota pariwisata yang aman dan penuh atraksi budaya.

Dan even-even Internasional di Solo, membuat Solo mendapat penghargaan Indonesia Tourism Award 2009 dalam kategori Indonesia best destination. Tidak lama kemudian Solo juga mendapat penghargaan Indonesia MICE award 2009.

Pendapatan kota Solo pun naik drastis. Jokowi berhasil mengenalkan sekaligus "menjual" budaya Solo dalam kemasan kekinian.

Melihat jejak Jokowi dalam membangun Solo sebagai kota MICE, kita bisa melihat benang merah dengan even Asian Games kemarin yang dibangun sangat megah. Dan kita baru mengerti, kenapa Jokowi sejak awal membangun bandara-bandara sebagai bagian dari infrastruktur sebelum memulai penyelenggaraan even bertaraf internasional.

Industri pariwisata memang lebih tahan krisis ekonomi dibanding industri lainnya, karena pariwisata mendatangkan mata uang asing ke negeri ini. Dengan masuknya mata uang asing, maka posisi rupiah pasti akan terjaga dengan baik.

Yang saya harus angkat secangkir kopi pada Jokowi, dia jika berfikir tentang sesuatu selalu dalam skala luas dan detail. Untuk menuju sesuatu, dia menghitung banyak faktor pendukung sehingga efeknya menjadi lebih besar dan terasa.

Jadi even megah seperti pembukaan Asian Games yang dipuji banyak negara, ini bukan semata menghamburkan uang disaat kondisi sedang sulit.

Tetapi bisa dikatakan ini "modal" yang dikeluarkan untuk menarik masuknya investasi asing ke dalam negeri dalam penyelenggaraan even internasional olahraga seperti Olimpiade bahkan Piala dunia ke depan. Belum lagi konser musik dan konferensi-konferensi internasional yang lebih kecil.

Solo adalah miniatur dari apa yang sedang dilakukan Jokowi untuk Indonesia sekarang ini. Dampaknya memang belum langsung terasa, karena masih perlu waktu dalam prosesnya.

Tapi tuaian pujian saat opening ceremony Asian Games kemarin dari banyak negeri, bisa menjadi acuan bahwa sebentar lagi mereka akan datang ke Indonesia untuk melihat kekayaan budaya dan - yang pasti - membelanjakan mata uang asingnya disini..

Jika Indonesia diibaratkan sebagai sebuah perusahaan korporasi, Jokowi bisa dibilang adalah CEO terbaik yang kita miliki sekarang ini.

Kalau sudah mulai paham, mari kita seruput secangkir kopi pagi..

*Denny Siregar, Penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Berita terkait
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)