Jakarta - Joko Anwar merupakan penulis, pemain, sekaligus sutradara film ternama di Indonesia. Namanya mulai melejit saat menyutradarai film Arisan! yang diganjar dua penghargaan prestisius, yakni Film Terbaik di Festival Film Indonesia dan Best Movie di MTV Indonesia Movie Awards pada 2004.
Joko yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 3 Januari 1976, memulai karir sebagai penulis lepas untuk koran harian The Jakarta Post.
Namun, di tengah perjalanannya sebagai jurnalis, Joko mendapat tantangan untuk menulis film usai mewawancarai Sutradara Nia Dinata.
Tanpa pikir panjang, Joko Anwar bersedia bekerja sebagai penulis skenario film. Tahun 2013 dia memulai karirnya dalam industri dunia perfilman dengan menulis skenario Arisan!.
Kepiawaiannya dalam menulis sudah terasah. Hal ini terbukti dengan suksesnya menjalani debut film yang dia tulis pada tahun 2003 itu mendapat pujian dari banyak sineas lokal.
Namanya kian diperhitungkan ketika sukses menulis, sekaligus menyutradarai sendiri film pertamanya, sebuah komedi romantis Janji Joni tahun 2005.
Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Mariana Renata disambut hangat para pencinta film, terbukti dengan menggondol penghargaan Best Movie di MTV Indonesia Movie Awards 2005.
Bahkan, film indie itu dilirik dunia dan sempat masuk seleksi dalam festival film internasional yakni, Sydney Film Festival dan Pusan International Film Festival.
Kemudian pada 2007, Joko kembali menyutradarai film yang berjudul Kala, sebuah alegori politis tentang Indonesia. Film kian melambungkan nama Joko sebagai sutradara papan atas di Indonesia.
Hal itu terbukti dengan raihan beberapa penghargaan seperti Best Film di Berlin Asia Hotshot Film Festival dan Jury Prize di New York Asian Film Festival.
Film besutan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi salah satu film terbaik dunia tahun 2007 oleh majalah film terbesar dan bergengsi Sight & Sound Magazine, Inggris karena dinilai sebagai salah satu karya film tercerdas di Asia.
Tidak sampai disitu, tahun 2008 Joko kembali mengukir prestasi menjadi penulis film komedi Quick Express dan Jakarta Undercover yang mendapat pujian dari para kritikus Internasional Film Festival.
Selain dikenal dengan kepiawaiannya dalam menulis dan meyutradarai sejumlah film, ia juga pernah berbuat nekat bugil di minimarket demi mendapat pengikut yang banyak di media sosialnya.
Aksi nekat tersebut membuat namanya semakin meroket, hingga muncul pelesetan filmnya Janji Joni dengan Janji Joko.
Dia kembali menunjukkan integritasnya sebagai penulis dan sutradara melalui film bergenre thriller dengan judul Psikologis dan Pintu Terlarang, yang menuai pujian dari para kritikus film Nasional, bahkan Internasional.
Tidak hanya dibalik layar, Joko pun sempat mencoba peruntungan menjadi pemeran dalam film Madame X yang tayang pada 2010, Demi Ucok dan 3Sum tahun 2013, Sebelum Pagi Terulang Kembali tahun 2014, dan Melancholy Is A Movement tahun 2015.
Lewat tangan dinginnya, tahun 2017 Joko berhasil menciptakan film horor fenomenal berjudul Pengabdi Setan yang diremake dari film yang telah dirilis tahun 1980.
Lagi-lagi di tahun 2019 ini, Joko Anwar berhasil memperkenalkan film layar lebarnya superhero lokal yang berjudul Gundala Putra Petir. Hal ini semakin melambungkan namanya di industri film Indonesia. []