Jakarta – Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyerang Presiden Donald Trump karena menolak mengakui hasil pemilihan presiden (Pilpres) 3 November 2020 dan mencegah tim transisinya mengakses informasi penting pemerintah tentang pandemi virus corona.
“Sulit memahami bagaimana orang ini berpikir,” ujar Biden, merujuk pada Presiden Donald Trump. “Saya yakin ia tahu bahwa ia tidak menang ia tidak akan bisa menang dan kami yang akan dilantik pada 20 Januari nanti,” ujar Biden, 19 November 2020. “Yang lebih ingin saya pertanyakan adalah motifnya. Apa yang dilakukannya sungguh keterlaluan.”
Biden berbicara pada wartawan setelah melangsungkan pertemuan virtual dengan sepuluh gubernur negara bagian dari Partai Demokrat dan Partai Republik.
Mantan Wakil Presiden AS itu mengatakan rumah-rumah sakit di seluruh negara itu telah mengalami lonjakan kasus pandemi virus corona (Covid-19) menjelang libur Thanksgiving dan Natal. Kondisitu itu memberi “tekanan luar biasa” pada fasilitas kesehatan dan petugas medis, dan “menelan dampak yang besar pada perekonomian kita,” ujarnya.
Biden mengatakan kepada para pemimpin eksekutif di Asosiasi Gubernur Amerika, “Kalian harus membantu, dan saya tahu Anda semua akan menjadi mitra kami di Gedung Putih.”
Laporan situs independen, worldometer, menunjukkan per 19 November 2020 saat Biden menyerang Trump jumlah kasus virus corona di AS mencapai 12.415.754 dengan 261.626 kematian. Jumlah kasus dan kematian ini menempatkan AS di puncak pandemi virus corona dunia. Jumlah kasus harian yang dilaporkan juga menempatkan AS di posisi puncak dengan laporan terbanyak tanggal 20 November 2020 yaitu 204.179 (em/ft)/voaindonesia.com. []