Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa permasalahan yang merundung di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan persoalan yang tak mudah diselesaikan. Apalagi, permasalahan sudah terjadi dari 10 tahun yang lalu.
"Problem ini dalam tiga tahun ini, sebetulnya kita sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini. Tapi ini bukan masalah yang ringan," ucap Jokowi di kota Balikpapan, Rabu, 18 Desember 2019 seperti dilansir dari Antara.
Namun, Jokowi optimistis akan ada titik terang dari permasalahan yang merundung Jiwasraya. Pasalnya, sudah ada pembicaraan apa solusi untuk Jiwasraya, antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Yang jelas gambaran solusinya sudah ada, kita tengah mencari solusi itu, sudah tapi ada masih dalam proses semuanya," tuturnya.
Baca juga: Sri Mulyani Libatkan Penegak Hukum Bongkar Jiwasraya
Asalkan apa yang terjadi di Jiwasraya menurutnya tak ditangani oleh hukum. Sebab, jika berkaitan dengan hukum, akan diserahkan sepenuhnya ke ranah hukum.
"Memang sudah masuk ke kriminal sudah masuk ke ranah hukum dan alternatif penyelesaian itu memang masih dalam proses," ujarnya.

Restrukturisasi Jiwasraya
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan sebelum memperbaiki semuanya, langkah yang pertama ia awali adalah melakukan restrukturisasi di sana.
"Sesuai yang diharapkan oleh Bapak Presiden memang bahwa banyak hal yang di BUMN itu harus direstrukturisasi, tidak hanya Krakatau Steel tapi juga salah satunya Jiwasraya," kata Erick.
Khusus Jiwasraya kata dia kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari BUMN lain. Karena sebenarnya kasus yang ada di Jiwasraya sudah mulai terjadi 2006 dan terus meningkat hingga 2011. "Karena itu memang proses restruktrurisasi yang dilakukan sampai 10 tahun ini pasti memerlukan waktu," ujarnya.
Seusai melakukan restrukturisasi barulah dia akan melanjutkan proses selanjutnya di Jiwasraya.
"Kita coba persiapkan solusi-solusi yang salah satunya diawali dengan pembentukan holdingisasi pada perusahaan asuransi supaya nanti ada cash flow yang juga membantu nasabah yang hari ini belum mendapat kepastian," tuturnya.
Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengaku tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019. Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya.
Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengungkapkan laporan keuangan Jiwasraya defisit karena sebelumnya BUMN ini gagal mengelola aset yang dimiliki, di antaranya dalam memilih instrumen investasi khususnya saham. []