TAGAR.id – Jerman dan Filipina akan berkolaborasi dalam pelatihan militer dan pengadaan senjata, seiring meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan. China berselisih dengan negara-negara Asia di jalur perdagangan penting itu.
Jerman dan Filipina pada hari Minggu (4/8/2024) menyatakan bahwa mereka berencana untuk menandatangani perjanjian pertahanan akhir tahun ini guna memperluas kerja sama antara angkatan bersenjata mereka.
Selama pembicaraan di Manila, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, dan mitra kerjanya dari Filipina, Gilberto Teodoro, berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dalam pelatihan militer dan pengadaan senjata.
Kemitraan ini berlangsung seiring gelagat China memamerkan kekuatan militernya di wilayah sengketa Laut China Selatan. Pistorius menekankan bahwa kerja sama tersebut tidak ditujukan pada negara tertentu.
"Sebaliknya, kami berfokus pada pemeliharaan ketertiban berdasarkan aturan, mengamankan kebebasan navigasi, dan melindungi rute perdagangan," kata Pistorius.
Jerman dapat mainkan peran kunci dalam modernisasi militer
Filipina telah berkomitmen untuk menggelontorkan dana sebesar 35 miliar dolar AS dekade mendatang untuk memodernisasi militernya guna meningkatkan kemampuan pertahanan eksternal di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing.
Manila telah menandatangani kesepakatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, Jepang, India, dan Swedia.
Teodoro mengatakan Filipina akan "berupaya melibatkan Jerman sebagai pemasok potensial untuk kemampuan (pelatihan dan persenjataan) ini."
"Ini ada di bidang komando dan kendali, pengamanan akses udara, wilayah maritim, wilayah udara, dan peralatan berteknologi tinggi," katanya dalam konferensi pers bersama.
Pistorius mengatakan kesepakatan itu dapat ditandatangani paling cepat pada bulan Oktober.
Peringatan baru untuk Beijing
Pistorius dan Teodoro mengatakan mereka "sangat menentang segala upaya sepihak untuk mengajukan klaim yang luas, khususnya melalui kekerasan atau paksaan."
Teodoro mengatakan Filipina tidak memprovokasi Beijing dan tidak mencari perang, tetapi mengatakan ketegangan itu hanya karena "upaya ilegal dan sepihak China untuk menguasai sebagian besar, jika tidak seluruh, Laut China Selatan."
Manila telah berselisih pendapat dalam beberapa bulan terakhir dengan Beijing atas perairan yang disengketakan di Indo-Pasifik. Baru-baru ini, Filipina menuduh militer China sengaja menabrak kapal angkatan laut Manila, yang mengakibatkan seorang pelaut Filipina terluka parah.
China mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah yang diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.
Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag mengatakan klaim Beijing tidak memiliki dasar hukum. China menolak keputusan itu.
Laut China Selatan penting bagi perdagangan global
Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan vital dengan lebih dari tiga triliun dolar AS barang dan komoditas yang diangkut kapal melewatinya setiap tahun, sekitar 60% dari perdagangan maritim global.
Jerman pada hari Jumat bergabung dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dipimpin AS di Korea Selatan, menjadi negara ke-18 dalam kelompok yang membantu mengawasi perbatasan yang dijaga ketat dengan Korea Utara.
Komando PBB telah berkomitmen untuk membela Korea Selatan jika terjadi perang.
Kunjungan hari Minggu kemarin ke Manila adalah yang pertama oleh menteri pertahanan Jerman, menandai 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. [ap/hp (dpa, rtr)]/dw.com/id. []