Jeritan Rakyat Kecil yang Tak Terlayani BPJS

Seorang pasien yang menderita radang tenggorokan, nasibnya masih tak menentu, karena perusahaan suaminya bekerja tidak membayarkan gaji dan BPJS.
Anik Maslahah ketika menyapa salah satu pasien rumah sakit Haji (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Surabaya - Wakil Ketua DPW PKB Jatim, Anik Maslahah tiba-tiba didatangi keluarga pasien Rumah Sakit (RS) Haji Surabaya, yang tidak mendapat fasilitas rawat inap dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena perusahaannya tidak membayar premi.

Siti Prihatiny adalah salah satu pasien RS Haji Surabaya yang telah terbaring di sana sejak 31 Agustus 2019, karena menderita radang tenggorokan.

Selama berobat di sana, warga Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya ini selalu ditemani suami tercinta, Margono.

Keuangan lagi menurun karena tiga bulan tidak digaji. BPJS juga tidak bisa dipakai karena perusahaan belum bayar premi.

Pria berusia 52 tahun itu curhat ke Anik, jika selama tiga bulan belakangan ini, dia tidak digaji oleh perusahaan tempatnya mencari nafkah di Sidoarjo, Jawa Timur. Termasuk tidak dibayarkan kompensasi BPJS Kesehatan.

Hal tersebut berakibat, istrinya tidak mendapatkan layanan dari BPJS Kesehatan selama berobat di RS Haji Surabaya. 

"Keuangan lagi menurun karena tiga bulan tidak digaji. BPJS juga tidak bisa dipakai karena perusahaan belum bayar premi," ujar Margono saat mengeluh ke Anik, di Surabaya, Selasa, 10 September 2019.

Kini, Margono hanya bisa berpasrah dan terus berharap ada pertolongan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Berbekal tasbih dalam genggamannya, dia terus mengucap zikir, dan memanjatkan doa agar istri tercintanya lekas pulih.

Rasa cemas dengan biaya pengobatan yang tidak ditanggung pemerintah memang terlihat dari raut wajah Margono yang hari itu nampak kusut. 

Namun, hari demi hari terus dilaluinya, mencoba tetap tersenyum sambil memandangi wajah istri tercintanya yang tengah terbaring lemah di kasur pesakitan.

"Sabar ya bu, jangan berfikir yang berat-berat. Ibu pasti sembuh," tuturnya dengan suara lirih.

Hingga hari ini, Margono mengaku belum mengetahui biaya total yang akan ditanggungnya. Dia sendiri pun bingung harus mendapatkan uang dari mana. 

Margono percaya betul dengan takdir dan rezeki Tuhan untuk menolong hambanya yang tengah diterpa kesulitan.

Sepuluh hari Bulan Muharram atau yang biasa disebut Hari Asyura menjadi pertolongan Tuhan yang tidak pernah dia sangka.

Dalam kepercayaan muslim, Hari Asyura banyak memberikan peristiwa yang mengejutkan. 

Seperti diterimanya taubat Nabi Adam, kata dia, setelah diusir dari surga, kemudian diselamatkannya Nabi Musa dari kejaran Fir'aun, diselamatkannya Nabi Yunus dari perut ikan Nun, dan keajaiban Nabi Ibrahim yang tidak terpengaruh meski dibakar Raja Namrut.

Momen Hari Asyura dimanfaatkan Anik Maslachah untuk berbagi ke masyarakat yang sedang diuji Tuhan. Dia menyapa beberapa pasien yang menjalani rawat inap di RS Haji Surabaya. Tak terkecuali Margono.

Pada kesempatan itu, Anik memberi sumbangan dan bersedia membantu untuk menanyakan perusahaan tempat Margono berkerja. 

Dia mengaku ingin mengetahui duduk permasalahan dan penyebab secara jelas, mengapa hak-hak Margono sebagai pekerja tidak dibayar.

Anik Maslachah yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Jatim meminta, perusahaan tempat Margono berkerja tidak mengabaikan hak jaminan BPJS. 

Dia tidak ingin ada kelalaian dari perusahaan dalam memenuhi kewajibanya kepada para pekerja, sehingga hal-hal yang membuat karyawan dirugikan tidak terulang kembali di masa mendatang.

"Akibat kelalaian perusahaan dalam membayarkan hak kesehatan karyawan melalui BPJS, membuat karyawan tersebut kebingungan ketika mereka dirawat di rumah sakit," tuturnya.

Ketika premi BPJS sudah lama tidak dibayarkan perusahaan, lanjutnya, maka secara otomatis kartu tidak bisa digunakan ketika sakit. Padahal, seharusnya disediakan oleh tempat bekerja sesuai amanat perundangan-undangan.

"Saya sudah minta pihak rumah sakit haji. Kalau tidak bisa ditangani dengan BPJS Kesehatan. Bisa menggunakan SKTM. Kasihan bila yang bersangkutan harus mengeluarkan biaya besar mengingat sakit yang dideritanya," kata Anik. []

Berita terkait
Kenaikkan BPJS Ancam 16 Ribu Penduduk Miskin Pessel
Rencana pemerintah yang akan menaikkan iuran BPJS akan mengancam 16 ribu penduduk miskin di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Pedagang Sayur di Padang Keluhkan Kenaikan Iuran BPJS
Ia merasa bingung dengan rencana kenaikan iuran tersebut. Selama ini ia sangat terbantu dengan adanya BPJS.
BPJS Kesehatan Wajibkan Pembayaran Autodebet
BPJS Kesehatan memberlakukan pembayaran otomatis (autodebet) bagi peserta BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan pembayaran iuran
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.