Jeritan Pengusaha Batik di Cirebon Saat Pandemi

Terhitung sejak bulan Februari 2020 omzet pengusaha batik di Kabupaten Cirebon, Jabar, terjun bebas yang berdampak pada merumahkan karyawan
Suasana di sentra batik Cirebon di masa pandemi sepi pembeli sebagai dampak Covid-19, 16 Agustus 2020. (Foto:Tagar/Charles).

Cirebon - Akibat pandemi virus corona (Covid-19), kondisi ratusan perajin batik di Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memprihatinkan. Hal ini terjadi karena tidak ada pemasukan yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja bahkan merumahkan karyawannya.

Seperti apa yang diungkapkan oleh salah satu perajin batik, Suja'I, yang sudah bertahun-tahun bergulat sebagai perajin batik. "Kita tidak bisa berbuat banyak, saat Covid-19 melanda. Udah hampir lebih dari empat bulan, tidak ada pemasukan," kata Suja'i kepada wartawan, 17 Agustus 2020.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa karena tidak ada pemesanan sama sekali jadi sandungan untuk bertahan di tengah badai pandemi. Bahkan hampir seluruh pengrajin batik yang bekerja untuk galeri batik miliknya sudah dirumahkan sebelum pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Dari 29 pegawai kami sudah dirumahkan semuanya, jadi sekarang belum bisa beroperasi lagi untuk produksi batik," ujar Suja'i.

Setiap pekan, menurut Suja'i, usaha batik tulis yang dimilikinya itu mampu meraih omzet sebesar Rp 7,5 juta. Bahkan, diakuinya dalam jangka waktu satu bulan dalam kondisi normal dia meraih omzet sebesar Rp 30 juta. "Kondisi semakin parah, terhitung sejak bulan Februari tahun ini. Omzet terus terjun bebas, dan puncaknya pada bulan April sampai Agustus ini," ujar Suja'i.

‎Dengan kondisi seperti ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia mengaku menggunakan dana tabungan yang ada. "Saya berencana, akan memulai usaha lain agar kebutuhan ekonomi bisa terpenuhi. ‎Saya juga berharap ada bantuan dari Pemkab Cirebon kepada para pelaku UMKM berupa permodalan atau jaminan pemasaran produk," kata Suja'i.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, Fery Afrudin, beberapa waktu lalu mengatakan penurunan omzet yang dialami oleh para pelaku usaha bisa sampai 100 persen. Imbasnya, beberapa pengusaha terpaksa gulung tikar. Fery menyebutkan, ada 365 pelaku UMKM terdampak Covid-19. Dari jumlah tesebut, 59 pengusaha sama sekali tidak mendapatkan pendapatan selama beberapa bulan terakhir ini.

"Kami akan mencoba mengusulkan bantuan untuk ratusan pelaku UMKM kepada pemerintah daerah. Datanya sudah diserahkan ke Dinsos Kabupaten Cirebon," tutur Fery. []

Berita terkait
Kendala Pemasaran Online Batik Tulis Cirebon
Produksi yang terbatas karena belum semua warga Kriyan Barat ikut membuat batik pewarna alam ini.
Secercah Harapan Lewat Goresan Batik Kriyan Cirebon
Di atas goresan motif khas batik Kriyan terukir doa dan harapan warga Cirebon untuk mengubah nasib yang lebih baik.
Mengenal Batik Laksmi dari Cirebon
Kota Cirebon dikenal sebagai salah satu kota yang memiliki batik khas. Berikut motifnya.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi