Jeritan Parbetor Siantar di Tengah Pandemi Covid-19

Parbetor di Kota Pematangsiantar merasakan pukulan telak dengan pandemi Covid-19. Penghasilan mereka menurun drastis.
Sahat Riduan Saragih dan O Hulu saat ditemui di depan Polsek Siantar Utara, Kota Pematangsiantar, Selasa, 21 April 2020. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Dengan becak motor (betor) Sahat Riduan Saragih menyusuri Pasar Dwikora, salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ketika orang tengah terlelap, saat itu Sahat mengengkol betornya mencari rezeki selama 15 tahun.

Pukul dua dini hari, setiap harinya Sahat mengendarai betor yang mengangkut orang dan barang. Parbetor, begitu sebutan pekerjaan Sahat saat ditemui Tagar di Parluasan, Jalan Patuan Nagari, Kota Pematangsiantar pada Selasa, 21 April 2020.

Lewat Sahat bersama parbetor lainnya proses jual beli berbagai kebutuhan pokok bisa berlangsung di Pasar Dwikora, hingga kemudian barang kebutuhan sampai ke tangan masyarakat atau pembeli.

Biasanya lewat tengah malam parbetor sudah berada di Pasar Dwikora menunggu pelanggan dan mobil pengangkut barang.

"Kalau kerja jam 01.30 WIB sudah ke pasar nunggu pelanggan dan mobil barang. Kalau kami parbetor di Parlusan ini banyak, ada ratusan," kata Sahat.

Penghasilan Sahat memang tidak menentu setiap harinya. Bergantung pada keadaan pasar dan jumlah penumpang atau barang yang diangkut.

"Ya, tidak menentu pendapatan. Tapi biasa dapatlah Rp 120 ribu, kalau lagi ramai Rp 200 ribu. Dari pagi mulai cari pelanggan yang dagangannya mau diantarkan," tutur Sahat.

Makanya kalau ada bantuan dari pemerintah atau bantuan dari orang yang mampu agar kami parbetor diperhatikan

Namun saat wabah Covid-19 merebak, ekonomi dan geliat perdagangan menurun, penumpang Sahat pun sepi. Setiap hari sejak sebulan lalu, Sahat hanya membawa uang Rp 30 ribu ke rumah.

"Sekarang ini uda susah, Bang. Kadang dapat Rp 30 ribu. Uda sebulan ini sepi kali. Kadang mau tak dapat sewa. Mau bayar rumah kontrakan pun susah. Untung yang punya ngerti keadaan kayak gini," ucapnya.

"Kalau bisa kami dibantulah parbetor ini. Uda susah kali saat ini. Kami pun terdampak kali yang karena corona ini," kata Sahat.

Jika Sahat mendapat Rp 30 ribu nasib tak berbeda dialami O Hulu, rekannya sesama parbetor saat itu. Menjelang istirahat makan siang, Hulu hanya mendapat Rp 15 ribu.

Pria 40 tahun ini adalah warga Jalan Bali, Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara, yang sudah puluhan tahun sebagai parbetor. 

"Uda sepi sekarang Pajak (Pasar) Parluasan ini. Ada pun pedagang pembelinya sedikit, jadi penumpang pun sepi. Ini baru dapat lima belas ribu," ungkap Hulu sambil tertawa.

Pengalaman tidak dapat penumpang sudah hampir sering dirasakan Hulu saat pandemi Covid-19 berlangsung. 

"Istri saya juga pengrajin ulos terdampak karena corona. Makanya kalau ada bantuan dari pemerintah atau bantuan dari orang yang mampu agar kami parbetor diperhatikan," kata Hulu.

Pemko Siantar Berikan Bantuan

Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar, Sumatera Utara, menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak pandemi virus corona sejak Selasa, 21 April 2020 lalu. 

Pembagian diberikan kepada 15 ribu kepala keluarga diawali di dua kecamatan, yakni Siantar Barat dan Siantar Sitalasari.

Bantuan yang disalurkan adalah keluarga di luar penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh pemerintah pusat.

Sembilan bahan pokok atau sembako yang diberikan berupa 10 Kg beras, 1 liter minyak goreng, 30 butir telur dan kacang hijau. Paket sembako akan disalurkan secara bertahap selama empat hari di delapan kecamatan yang ada di Kota Pematangsiantar.[] 

Berita terkait
Hanura Siantar Bagi Beras ke Warga Terdampak Corona
Partai Hanura Pematangsiantar membagikan beras kepada warga terdampak pandemi Covid-19.
Ayah dan Anak di Pematangsiantar Positif Covid-19
Seorang anak berusia 12 tahun di Kota Pematangsiantar dinyatakan positif Covid-19 lewat uji swab.
Mahasiswa Siantar Berbagi Masker ke Pedagang Pasar
Mahasiswa Kota Pematangsiantar berbagi masker dan sarung tangan kepada para pedagang.
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura