Jeritan Hati Keluarga WNI yang Terjebak di Wuhan

Orang tua mana yang tidak menjerit hatinya ketika anak atau anggota keluarga terjebak di Wuhan yang terisolasi karena merebaknya virus corona.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menerima keluarga warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Wuhan pasca merebaknya virus corona. (Foto: Adi Suprayitno).

Jakarta - Orang tua mana yang sedih dan menjerit hatinya ketika anaknya atau anggota keluarganya terjebak di sebuah kota yang terjangkit virus mematikan. Hal itulah yang mungkin dirasakan oleh keluarga warga negara Indonesia (WNI) yang masih terisolasi di kota Wuhan, Provinsi Hubei pasca merebaknya Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona baru.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengumpulkan seluruh orang tua yang anggota keluarganya masih tertahan di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Mereka curhat kepada gubernur dan menitipkan harapan agar anak atau anggota keluarga dapat segera dievakuasi dan kembali ke Tanah Air.

Fahrurrozi, 34 tahun menceritakan adiknya, terjebak di Wuhan. Ia berharap pemerintah segera mengambil keputusan untuk mengevakuasi adiknya yang berstatus mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa). "Kami berharap pemerintah bisa segera memulangkan pelajar yang masih tertahan di Wuhan. Saya ingin bisa kumpul lagi dengan adik saya," ujarnya di sela-sela pertemuan dengan Khofifah di Grahadi, Rabu 29 Januari 2020.

Adik saya kesulitan mendapatkan makanan dan vitamin.

Fahrurrozi mengaku telah berkomunikasi dengan adik kandungnya itu. Menurutnya, adiknya dalam kondisi baik dan berharap bisa segera pulang. Kota Wuhan yang diisolasi pemerintah China membuat WIN kesulitan mencari bahan makanan.

Banyak toko yang tutup. Menurut Fahrurrozi berdasarkan penuturan adiknya, karena toko yang buka tak banyak membuat mereka harus berebutan membeli makanan dengan warga lokal. "Menurut adik saya, ia kesulitan mendapatkan makanan dan vitamin," ucap Farurrozi.

Kondisi WuhanKondisi salah satu jalan di Wuhan, China, Rabu, 29 Januari 2020. (Foto: Tagar/Aan/Ist)

Hal senada diungkapkan Herman kusnadi asal Pamekasan. Kedua anaknya Ilham Tri Kusnadi dan Ika Putri Laksmi belum bisa keluar dari tempat tinggal di Xianning yang berjarak 120 kilometer dari Wuhan. Herman terus resah memikirkan penyebaran virus corona. ""Kemarin mereka dapat kiriman uang 280 yuan, atau setara Rp 560 ribu untuk biaya satu minggu. Tapi mereka kesulitan (dapat makanan). Semua kota sudah di lockdown, dikarantina," katanya.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bisa merasakan keresahan para keluarga WNI yang terjebak di Wuhan. Ia mengatakan berdasarkan informasi yang didapat dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pemerintah masih merumuskan kepulangan para pelajar Indonesia dari Cina. "Kami sudah mengirim pesan ke Bu Menteri Luar Negeri, saat ini sedang dirapatkan tentang upaya kepulangan mereka," katanya.

Khofifah berharap kepada menteri luar negeri agar menjamin kebutuhan logistik mereka. "Kami dalam satu koordinasi dengan Kemenlu, saya tidak bisa bilang kapan (dievakuasi). Tapi bu Menlu mengatakan sekarang ini sedang finalisasi evakuasi. Menghitung pesawatnya dan seterusnya," ucapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Keluh Kesah Mahasiswa Aceh di Wuhan Akibat Corona
Ita Kurniawati merupakan satu dari 12 mahasiswa Aceh yang masih bertahan di Kota Wuhan,Provinsi Hubei, China.
Wuhan Bangun Rumah Sakit Khusus Corona
Wuhan bangun rumah sakit corona dalam hitungan hari. China memang punya reputasi menakjubkan untuk kisah ala Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Ini Kebutuhan Mendesak Mahasiswa Aceh di Wuhan
Mahasiswa asal Aceh yang berada di Wuhan saat ini mulai kekurangan masker khusus dan makanan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.