Cirebon - Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Solah meninggal dunia di Jakarta. Jenazah Gus Solah akan diterbangkan besok untuk dimakamkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Senin, 3 Februari 2020.
Malam ini akan disemayamkan di rumah, Jakarta dan akan dimakamkan di pesantren Tebu Ireng besok.
Adik kandung Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gusdur itu akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Jakarta Selatan sebelum dimakamkan di Jombang.
"Malam ini akan disemayamkan di rumah, Jakarta dan akan dimakamkan di pesantren Tebu Ireng besok," kata Humas Pondok Pesantren Tebu Ireng, Teuku Azwani kepada Tagar, Minggu 2 Februari 2020.
Gus Solah meninggal dunia pukul 20.59, Minggu 2 Januari 2020 setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta. Putri Gus Dur, Yenny Wahid saat dikonfirmasi membenarkan kabar duka tersebut. "Ya benar," kata Direktur Wahid Foundation itu.
Rencananya Gus Solah akan diberangkatkan ke Jombang menggunakan pesawat terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Senin 3 Februari 2020 sekitar pukul 09.00 WIB, dan akan dimakamkan di Ponpes Tebu Ireng sekitar pukul 16.00 WIB.
Gus Solah lahir di Jombang pada 11 September 1942. Selain dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Solah sempat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 1998- 2003, menjabat Wakil Ketua Komnas HAM pada 2002.
Dia juga tercatat sebagai Ketua Tim Penyelidik Adhoc Pelanggaran HAM Berat kasus Mei 1998 dan memimpin Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Kerusuhan Mei 1998.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama A. Helmy Faishal Zaini mengungkapkan Gus Solah memiliki tekad yang kuat dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan.
"Beliau adalah sosok yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan," kata Helmy kepada wartawan di Jakarta, Minggu 2 Februari 2020.
Dia mengatakan Indonesia telah kehilangan satu lagi sosok yang berjasa mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan bangsa. "Saya mengajak kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga NU untuk meneladani kegigihan dan sikap-sikap arif yang dilakukan oleh beliau semasa hidup," tutur dia. []