Jemaah Haji Papua Bercitarasa Bugis Makassar

Jemaah Haji asal Provinsi Papua yang tergabung dalam Kelompok terbang (Kloter) 16, tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Kamis 29 Agustus 2019.
Jemaah asal Papua tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis 29 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Maros - Jemaah Haji asal Provinsi Papua yang tergabung dalam Kelompok terbang (Kloter) 16, tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis 29 Agustus 2019. Kloter 16 ini merupakan kloter kedua dari Provinsi Papua, dengan jumlah 455 orang.

Yang unik dan menarik dari peristiwa Kedatangan Jemaah Haji Kloter 16 Asal Papua ini adalah hampir sebagian besar jemaahnya berasal dari suku Bugis Makassar Sulawesi Selatan, hal tersebut tercermin dari corak dan gaya berpakaian jemaah haji saat tiba di Aula Penerimaan di Asrama Haji Sudiang Makassar.

“Ini juga membuktikan bahwa budaya perantau di kalangan Bugis Makassar sangatlah besar, dan salah satu bukti kesusksesan ditanah rantau adalah ketika bisa berangkat menunaikan ibadah haji,” kata Kepala Kantor Wilayah Kemeterian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Anwar Abubakar.

Dengan mendominasinya orang Bugis-Makassar membuktikan bahwa Kehidupan sosial di Papua sangat harmonis dan menjunjung tinggi kebhinekaan dan Kloter perdana Papua ini juga bisa disebut sebagai Kloter Miniatur Indonesia. Karena hampir semua suku bangsa yang ada di negara kita ada di Kloter ini.

"Semoga seluruh jemaah haji sekembalinya tanah suci bisa menebarkan kedamaian dan kemaslahatan sebagaimana Risalah yang Rasulullah Sampaikan yaitu menjadi Rahmatan Lil Aalamiin," ujar Ketua Panitia Pelaksana Ibada Haji Makassar.

Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Prov. Papua Ahmad Furu mengingatkan kepada Jemaah Haji Kloter 16 Upg yang sebagian besar merupakan warga Sulawesi Selatan dan dari daerah Jawa agar kalaupun saat ini memilih pulang duku bersua keluarga di Kampung Halaman dulu.

"Tolong jangan habiskan keberkahan hajinya di tanah kelahiran, sisakan sebagian buat tanah kehidupannya, karena tanah dan masyarakat Papua sangat butuh Keberkahan dari Tanah Suci Juga," ujarnya.

Menurutnya tanah kelahiran itu karena jemaah haji lahir disini, tapi tanah kehidupan karena di tanah Papua lah tempat jemaah haji mencari kehidupan. []

Baca juga:

Berita terkait
Daftar Gedung Dibakar Ketika Demo di Jayapura Papua
Unjuk rasa di Jayapura berujung ricuh. Perusakan dan pembakaran gedung pemerintahan serta pertokoan mewarnai demo di Provinsi Papua itu.
DPR: Hentikan Dulu Pindah Ibu Kota, Fokus ke Papua
Komisi I DPR RI meminta pemerintah berhentoi dulu membahas pemindahan ibu kota dan berfokus menyelesaikan masalah di Papua.
Universitas Bung Karno Bersuara Masalah Papua
Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bung karno mengelar aksi solidaritas Indonesia-Papua damai, kondusif dan toleran.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.