Jejak Karier Andika Perkasa, Melesat Bak Meteor Sejak Pangkat Kolonel

Jenderal TNI Andika Perkasa resmi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Kamis (22/11).
Pejabat baru Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa melakukan prosesi pengucapan sumpah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/11). Presiden melantik Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan memasuki masa pensiun. (Foto: Antara/Wahyu Putro)

Jakarta, (Tagar 22/11/2018) - Jenderal TNI Andika Perkasa resmi menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) setelah dilantik dan mengucapkan sumpah jabatannya di hadapan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (22/11) pukul 09.00 WIB. Dia menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang akan memasuki masa pensiun Januari 2019 mendatang.

Andika Perkasa lahir di Bandung 21 Desember 1964. Ia dikenal sebagai perwira militer yang memiliki karier cemerlang.

Dia lulus Akademi Militer tahun 1987 dan mengawali kariernya dengan bergabung di satuan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai komandan peleton.

Andika malang melintang di Kopassus selama 12 tahun dengan menduduki berbagai jabatan. Jabatan terakhir Andika di Korps Baret Merah itu sebagai Danton 32 Grup 3/Sandha Kopassus di tahun 2002.

Semasa di Kopassus, dia menjalani beragam operasi militer. Operasi teritorial di Timor Timur tahun 1992, operasi bakti TNI di Aceh (1994) dan misi operasi khusus di Papua adalah beberapa catatan yang pernah dijalaninya. Andika juga pernah memimpin penangkapan pimpinan Al Qaeda, Omar Al-Faruq, di Bogor pada 2002.

Dari sisi akademis, Andika Perkasa juga punya prestasi yang membanggakan. Dia merupakan lulusan terbaik Sekolah Staf Komando TNI Angkatan Darat (Seskoad) tahun 2000.  Gelar Master of Science (MSc) dan Doctor of Philosophy (Phd) dia peroleh dari universitas ternama di dunia, Harvard University.

Karier Andika melesat seperti meteor dimulai sejak mendapat promosi sebagai komandan Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga dengan pangkat Kolonel di awal 2013.

Tak sampai setahun,  atau tepatnya 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) dan pangkatnya naik menjadi brigadir jenderal.

Juga tak sampai setahun sejak menjabat Kadispenad, karir Andika kembali naik saat diangkat menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pada 22 Oktober 2014 atau hanya dua hari setelah Jokowi Widodo dan Jusuf Kalla dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Dengan jabatan baru ini, Andika mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal.

Dia menjadi orang pertama di angkatannya, Akmil 1987, yang menyandang pangkat mayor jenderal.

Tak berangsur lama, ia kemudian dilantik sebagai Pangdam XII/Tanjungpura hingga pada 15 Januari 2018, Andika Perkasa dipromosikan menjadi Komandan Kodiklat TNI-AD.  Pada jabatan baru ini, pangkatnya sekaligus naik menjadi Letnan Jenderal.

Menantu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letnan Jenderal TNI Purnawirawan AM Hendropriyono itu bahkan tercatat hanya enam bulan menempati jabatan Dankodiklat tersebut.

Pada Januari 2018, suami Diah Erwiani itu baru saja naik pangkat dari Mayor Jenderal menjadi Letnan Jenderal.  Kenaikan pangkat seiring dengan jabatan Dankodiklat yang diamanatkan kepadanya.

Hanya tujuh bulan sebagai Dankodiklat, Andika kembali mendapat promosi untuk menjabat Panglima Komando Strategis TNI AD (Pangkostrad).

Dan hari ini, karirnya benar-benar berada di pucuk tertinggi angkatan darat dengan menyandang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dengan pangkat Jenderal TNI.

Diprediksi, dengan usia 54 tahun, Andika mempunyai peluang besar menjabat panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun dua tahun lagi. Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI usia pensiun seorang perwira TNI adalah 58 tahun. []

Berita terkait