Bandung - Kepala DP2KBP3A (Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Muhammad Hairun, mengaku khawatir imbauan agar tetap berada di rumah (stay at home) pada pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap reproduksi perempuan. Sehingga angka kehamilan dan kelahiran meningkat.
Untuk mencegah meningkatnya kehamilan dan kelahiran, pihaknya mengimbau para peserta KB untuk tetap menggunakan alat kontrasepsi. Terkait dengan terbatasnya pemasangan alat kontrasepsi IUD di fasilitas kesehatan, Hairun meminta peserta KB untuk sementara mengalihkan jenis kontrasepsi yang digunakan. Pesan pentingnya adalah menunda kehamilan selama pandemi Covid-19.
“Kemudian selama pandemi ini masyarakat usia subur ini harus terus diberikan sosialisasi soal alat kontrasepsi yang mudah dijangkau seperti penggunaan suntik, pil KB, kondom, dan juga implan. Jadi, selama ini kami tetap gencar melakukan sosialisasi,” kata Hairun.
Menurut Hairun, pencegahan penyebaran Covid-19 sangat penting. Namun, pengendalian kehamilan dan kelahiran juga tak kalah pentingnya. Karena jika tidak dikendalikan bisa mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk. Hal tersebut harus terus dicegah dan dihindari.
Untuk menutupi kemungkinan defisit peserta KB selama pandemi, BKKBN mencanangkan agenda pelayanan 1 juta peserta pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) mendatang.
Virus corona memang harus negatif, tapi ibu-ibu juga harus negatif. Selama pandemi ini harus bisa menunda kehamilan dulu. “Memang, dari Januari hingga saat ini tidak ada laporan peningkatan yang signifikan angka kehamilan itu, tapi tetap saja harus diwaspadai dan dikendalikan. Bisa saja pada bulan berikutnya meningkat,” katanya.
Sementara itu, Perwakilan BKKBN Jawa Barat terus berusaha menjaga kesinambungan pelayanan pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) selama masa pandemi Covid-19. Untuk memastikan hal tersebut, BKKBN mengajak Komisi IX DPR RI untuk bersama-sama melihat dari dekat pelayanan di tengah masyarakat di saat pancemi Covid-19. (Jo/ jabarprov.go.id). []