TAGAR.id, Jakarta – Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh atau Hemoglobin (Hb) kurang dari normal. Hemoglobin adalah salah satu komponen sel darah merah, yang berfungsi mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Umumnya anemia memiliki gejala seperti kelelahan, pusing atau lemas, sesak nafas, sakit kepala, sakit lidah, kulit pucat, kulit kering, atau kulit mudah memar, gerakan yang tidak diinginkan di kaki bagian bawah (sindrom kaki gelisah), dan detak jantung cepat.
Anemia mempengaruhi lebih dari dua miliar orang secara global, atau sekitar 30% lebih dari total populasi di dunia. Di Indonesia sendiri anemia banyak ditemui terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan 48,9 persen ibu hamil di usia 15-24 tahun mengalami kondisi anemia.
Selain wanita hamil, anak-anak usia 1 sampai 2 tahun, bayi, dan lansia diatas 65 tahun memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit anemia. Meskipun anemia merupakan masalah kesehatan yang umum, faktanya penyakit ini bisa menjadi serius bahkan berujung pada kematian.
Anemia bukanlah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Apabila kondisi anemia dibiarkan tanpa perawatan, dapat menimbulkan beberapa potensi bahaya antara lain:
1. Mudah terserang infeksi
Kurangnya kemampuan sel darah putih dalam membentuk sistem kekebalan terhadap kuman menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Anemia dapat meningkatkan risiko seseorang mudah terserang infeksi, karena zat besi ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh.
Anemia juga dapat memengaruhi penyembuhan luka. Apabila kadar hemoglobin rendah, penyembuhan luka akan lebih lama dan membuatnya mudah terinfeksi.
2. Gangguan kehamilan
Dalam kondisi ini, wanita hamil lebih mudah mengalami anemia karena Kehilangan banyak darah selama periode bulanan dan melahirkan. Oleh sebab itu, apabila anemia saat kehamilan tidak ditangani dengan baik, maka risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, serta perdarahan pascapersalinan akan meningkat.
3. Gangguan perkembangan pada anak
Pada kondisi anemia, bisa terjadi gangguan yang dapat memengaruhi perkembangan anak seperti perkembangan motorik dan mental anak akibat kekurangan zat besi. Ini karena zat besi berperan dalam perkembangan fungsi otak, sehingga bila kadar zat besi berkurang maka perkembangan menjadi tidak maksimal.
4. Gangguan jantung
Organ tubuh yang akan mengalami gangguan akibat kondisi anemia adalah jantung. Karena oksigen tidak terdistribusi ke seluruh tubuh dengan baik, maka jantung akan bekerja lebih keras. Akibatnya, gangguan irama jantung atau aritmia hingga gagal jantung dapat terjadi.
5. Kelelahan yang berkepanjangan
Dalam kondisi ini anemia menyebabkan rasa lelah yang berkepanjangan, ini karena oksigen tidak terikat dengan baik oleh hemoglobin, maka asupan oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang. Akibatnya, jaringan di dalam tubuh tidak mampu menghasilkan tenaga, sehingga tubuh akan merasakan kelelahan yang berat dan mengganggu produktivitas.
6. Kematian
Bahaya anemia bila tak ditangani secara cepat akan menyebabkan kematian. Pada beberapa kasus seperti anemia sel sabit maupun talasemia dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kehilangan banyak darah dalam waktu singkat, misalnya perdarahan akibat kecelakaan, juga dapat mengakibatkan hilang nyawa.
(Viona Bono Valvinka)
