Jamu Godok Diburu Warga Tegal untuk Tangkal Corona

Jamu godok menjadi alternatif masyarakat Tegal untuk mencegah virus corona. Minuman ini berbahan rempah-rempah yang direbus.
Pembeli memesan jamu di kios jamu godok milik Wiwik di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jumat, 13 Maret 2020. Jamu godok diyakini mampu mencegah penularan penyakin yang disebabkan virus corona. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - Jamu godok atau minuman berbahan rempah yang direbus banyak diburu warga Kabupaten Tegal menyusul pandemi virus corona. Minuman tradisional yang lazim ditemukan di sejumlah daerah di Jawa Tengah ini diyakini dapat menangkal penyakit Covid-19. 

Meningkatnya minat jamu bisa dilihat di kios jamu godok ‎milik Wiwik, 51 tahun, di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi. Kios yang buka setiap hari ini kian ramai didatangi pembeli sejak mulai muncul kasus virus corona di Indonesia.

Lokasi kios yang berada di gang sempit di tengah perkampungan tak menyurutkan pembeli untuk datang. Mereka tidak hanya berasal dari Kabupaten Tegal, ada juga yang jauh-jauh datang dari Kabupaten Brebes dan Pemalang.

Untuk pencegahan saja, biar tidak gampang tertular.

Di kios tersebut, pembeli bisa membeli berbagai macam jamu sesuai dengan keluhan penyakit yang dialami, antara lain pegal linu, rematik, asam urat, dan kolesterol. Selain dibawa pulang, jamu yang dipesan juga bisa diminum di tempat.

Wiwik mengungkapkan sejak virus corona‎ mulai muncul di Indonesia, jumlah pembeli meningkat. "Biasanya sehari 300 hingga 400 gelas. Sejak ramai virus corona, meningkat jadi 500 hingga 600 gelas," katanya, Jumat, 13 Maret 2020.

Menurut perempuan tersebut, pembeli banyak yang memesan jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan harapan bisa mencegah terpapar virus corona. Apalagi jumlah pasien terjangkit virus asal Wuhan, China itu terus melonjak di Indonesia.

"Biasanya, paling banyak diminati itu jamu untuk menghilangkan pegel-pegel. Tapi seminggu ini banyak yang minta untuk kekebalan tubuh, ya salah satunya biar tidak kena virus corona,"‎ ujar Wiwik.

‎Jamu untuk kekebalan tubuh itu di‎buat Wiwik dari campuran sejumlah empon-empon, di antaranya jahe, kunyit, temulawak, dan brotowali. "Saya buat dari rempahan semua, termasuk juga untuk keluhan-keluhan yang seperti badan pegal-pegal," ucapnya.

Wiwik meyakini khasiat jamu bisa membantu mencegah tubuh diserang berbagai penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona. ‎"Jamu itu khasiatnya banyak. Kalau badan pegel-pegel, malam minum jamu paginya bangun jadi enak, segar," ujarnya.

Wiwik sudah berjualan jamu sejak 2007. Namun baru pada 2018 ia membuka kios jamu yang menyatu dengan rumahnya. ‎Kiosnya mulai buka pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB lalu tutup untuk istirahat. Setelah itu buka kembali pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB.

"Pembeli‎ yang ke sini selain dari Tegal, ada dari Brebes, Pemalang. Kalau usianya rata-rata dewasa, 17 tahun ke atas dan 50 tahun ke atas," ucap Wiwik.

‎Menyusul banyaknya masyarakat yang mengonsumsi jamu, Wiwik menyebut harga empon-empon melonjak. Dia menyebut jahe dari semula harganya Rp 20 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. "Mungkin karena sekarang banyak yang nyari, jadi harga jahe, kunyit juga ikut naik," kata dia. 

Salah satu pembeli asal Kota Tegal, Muhaimin, 44 tahun, mengaku sebelumnya tak sering meminum jamu. Namun sejak ramai virus corona, ia berupaya untuk rutin meminum jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Untuk pencegahan saja, biar tidak gampang tertular," ujarnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Pulang dari Taiwan, ABK Tegal Diduga Suspect Corona
ABK asal Tegal mengeluhkan gejala penyakit mirip Covid-19. Ia baru saja pulang dari Taiwan.
Dicurigai Corona, ABK di Tegal Ternyata Derita ISPA
RSUD Suradadi mengembalikan warga yang awalnya diduga suspect virus corona. Ternyata dia hanya kena ISPA.
Satgas Mobile Berburu ABK Tegal Suspect Covid-19
RSUD Suradadi Kabupaten Tegal punya cara beda mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekitarnya. Apa itu?
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.