Jakarta - Maskapai penerbangan nasional, Lion Air diisukan akan membentuk maskapai baru. Namun isu itu langsung ditepis oleh perusahaan yang didirikan oleh Rusdi kirana melalui Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro.
Di tengah isu pembentukan maskapai baru, Lion Air juga tertepa isu utang yang menumpuk hingga mencapai Rp 614 triliun yang pernah ditulis oleh portal asing. Namun lagi-lagi isu itu dibantah dan disebutkan bahwa keuangan perusahaan dalam kondisi normal.
Lessor pesawat banyak yang marah ke maskapai Indonesia dan sudah ada yang kena gugatan.
Pengamat penerbangan dari Universitas Indonesia, Arista Amardjati menyebutkan, dalam kondisi pandemi ini, tidak usah-usah mengarang-ngaran punya duit. Faktanya, semua sektor usaha, termasuk industri penerbangan tengah nyungsep.
Menurutnya, maskapai penerbangan kini mengalami masalah finansial karena kebijakan pembatasan penerbangan yang diberlakukan sejumlah negara. Maskapai termasuk Lion Air juga terpukul telak dari hilangnya pendapatan umrah.
"Umrah itu marketnya besar, dalam setahun bisa mengangkut dua juta penumpang yang diperebutkan beberapa maskapai. Selain itu, tiket paling murah US$ 900, kehilangan ini merupakan pukulan telak buat maskapai," tutur Arista.
Ditambah lagi, banyak maskapai yang kena gugat dari lessor atau penyewa pesawat karena tak mampu bayar utang, salah satunya Lion Air. "Lessor pesawat banyak yang marah ke maskapai Indonesia dan sudah ada yang kena gugatan," kata Arista dalam wawancara dengan Tagar TV.
PT Lion Mentari Airlines digugat Goshawk Aviation Ltd di Pengadilan Niaga London, Inggris, hingga 10 juta pound atau setara dengan Rp 189 miliar. Goshawk Aviation Ltd menuntut Lion Air karena berutang pembayaran sewa tujuh jet Boeing.
"Jadi, saya tidak heran kalau maskapai sekarang terengah-engah, apalagi dari sisi finansial," ucap Arista.
Dengan kondisi seperti itu apakah mungkin Lion Air mendirikan maskapai baru. "Kenyataan di London digugat, ini kontradiktif, apa yang terjadi di sini dengan di Eropa," katanya.
Menurutnya, memang maskapai Penerbangan mempunyai strategi masing-masing dan mendirikan maskapai baru seperti yang diisukan Lion Air juga bagian dari strategi. "Kalau inovasinya dengan meningkatkan penjualan kargo seperti yang dilakukan Citilink yang menerapkan dua pesawatnya untuk full kargo, itu strategi lojik," ucap Arista. []
- Baca Juga: Heboh Isu Maskapai Baru,Lion Air Enggan Berkomentar
- Bandung Siap-siap, Lion Air Akan Terbang Lagi ke Sana