Israel Bangun Jalan The American Road di Yerusalem

Israel akan membangun jalan utama bernama The American Road di Yerusalem di tengah rencana aneksasi Tepi Barat.
Ilustrasi - Israel. (Foto: Pixabay/reijotelaranta)

Jakarta - Israel akan membangun jalan utama bernama The American Road di Yerusalem. Menurut beberapa pejabat, jalur baru itu akan menguntungkan seluruh warga. Namun, kelompok oposisi mengatakan proyek tersebut akan jadi hambatan lain bagi rakyat Palestina yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negaranya kelak.

Jalan itu akan menghubungkan mereka tiap harinya, mungkin dari aktivitas pendidikan, wisata, atau dagang.

"Jalan The American Road akan menghubungkan permukiman umat Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel dengan wilayah utara dan selatan Yerusalem. Bagian pusat dan selatan jalan telah masuk tahap pembangunan, sementara tender untuk bagian utara akan diumumkan akhir 2020," ucap seorang pejabat di wilayah Yerusalem yang menolak disebut namanya, Senin, 15 Juni 2020, seperti diberitakan Antara.

Proyek pembangunan bagian utara jalan akan menelan biaya 187 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,67 triliun. Sementara itu, total biaya pembangunan jalan yang membentang di sepanjang atau dekat lingkar luar Yerusalem Timur, diprediksi mencapai lebih dari seperempat miliar dolar AS (sekitar Rp 3,56 triliun).

Israel menduduki paksa/menganeksasi Yerusalem Timur setelah merebut Tepi Barat dan Jalur Gaza saat perang pada 1967. Namun, komunitas internasional belum mengakui kekuasaan Israel di Yerusalem Timur.

Pembangunan jalan itu dimulai saat Pemerintah Israel berencana memulai rapat mengenai pendudukan paksa di Tepi Barat mulai 1 Juli. Langkah itu merupakan bagian dari janji politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat mencalonkan diri pada pemilihan umum. Ia berjanji akan menganeksasi permukiman Yahudi di Tepi barat.

Namun, rencana itu menerima banyak kritik dari masyarakat internasional. Perundingan damai antara Israel dan rakyat Palestina pun gagal dan berakhir pada 2014.

Beberapa pejabat Israel mengatakan jalan itu, di antaranya termasuk terowongan sepanjang 1,6 kilometer (satu mil) di wilayah timur Gunung Olives, akan mengurai kemacetan bagi rakyat Israel dan Palestina yang tinggal di daerah tersebut.

"Jalan itu tidak menyatukan permukiman penduduk. Ini bukan tentang menyatukan perbatasan atau garis wilayah," kata Wakil Wali Kota Yerusalem, Arieh King, tokoh penting yang mendukung para pendatang (warga Israel) di Tepi Barat.

"Jalan itu akan menghubungkan mereka tiap harinya, mungkin dari aktivitas pendidikan, wisata, atau dagang. Praktiknya nanti, masyarakat metropolis yang besar pun akan terbentuk di Yerusalem," ucap King.

Namun, rakyat Palestina mengatakan jalan baru itu hanya akan menguntungkan para penghuni (warga Israel), tetapi menghambat rencana Palestina menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara.

Palestina menghendaki wilayah Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur sebagai bagian dari negaranya. "Proyek ini memutus akses pemukiman Palestina dari satu kota ke daerah lain," kata Menteri Palestina untuk Urusan Yerusalem, Fadi Al-Hidmi, via surat elektronik.

Al-Hidmi mengatakan The American Road merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan 'ilegal'. Jalur itu mengelilingi wilayah Yerusalem Timur yang saat ini diduduki Israel dan jalan itu akan menghubungkan pemukiman warga Israel.

Namun di balik itu, jalur baru tersebut akan menjauhkan wilayah ibu kota Palestina dari daerah lainnya di Tepi Barat. Permukiman warga Israel di Tepi Barat dibangun oleh pemerintah di atas lahan yang direbut pada perang 1967. Lebih dari 400.000 warga Israel tinggal di Tepi Barat dan 200.000 lainnya tinggal di Yerusalem Timur.

Warga Palestina mengatakan permukiman itu membuat rencana mereka membentuk sebuah negara sulit terwujud. Sebagian besar negara-negara di dunia meyakini langkah Israel itu merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Namun, Israel bersikeras membangun permukiman di Tepi Barat karena alasan keamanan, sejarah, dan alasan religius, yang membuat warganya seolah-olah terikat dengan lahan tersebut.

King mengatakan jalanan dapat menjadi 'koridor penting' yang menghubungkan kompleks perumahan di Gush Etzion di wilayah selatan Tepi Barat, permukiman di Har Homa si wilayah selatan pusat kota, dengan daerah timur dan utara Yerusalem, di antaranya termasuk Maale Adumim yang saat ini dihuni oleh 40.000 penduduk.

King mengatakan, penduduk Arab di Yerusalem Timur, misalnya di Umm Tuba dan Sur Baher, juga akan diuntungkan dengan pembangunan jalan. Pasalnya, jalan baru akan mengurangi waktu tempuh saat bepergian.[]

Berita terkait
PKS: Rencana Aneksasi Israel Tepi Barat Berbahaya
Sukamta mengatakan rencana aneksasi Tepi Barat sangat berbahaya dan dapat merusak berbagai upaya menghadirkan solusi atas konflik Palestina-Israel.
Ayatollah Ali Khamenei Sebut Israel Tumor
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut pemerintah Israel sebagai tumor yang harus dikonfrontasi sampai warga Palestina bebas.
Aneksasi Palestina Oleh Israel Dijegal Liga Arab?
Liga Arab berencana mengadakan pertemuan secara virtual guna menggalang oposisi atas rencana Israel untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.