Ini Tradisi Warga Pangkep di Malam Pertama Ramadan

Masyarakat Kabupaten Pangkep punya tradisi unik di malam pertama Ramadan, yakni memanggil para tetangga untuk makan bersama
Terlihat dua orang anak duduk dihadapan makanan yang akan didoakan oleh seorang guru yang biasa disebut panrita. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Pangkep - Beragam budaya dan tradisi yang dilakukan berbagai suku di Indonesia, tidak terkecuali dengan suku Bugis Makassar di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Di malam pertama Ramadan ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat, yakni makan bersama dengan tetangga.

Ritual yang dimaksudkan disini adalah, ritual ma’baca. Ritual dimana masyarakat menyiapkan makanan dalam jumlah banyak yang kemudian akan dibacakan mantra doa-doa untuk keselamatan tuan rumah, ataupun diselipkan doa untuk keluarga yang telah mendahului (meninggal).

“Ritual ma’baca ini sudah jadi tradisi suku Bugis-Makassar jelang Ramadan. Biasanya dibaca setelah shalat Magrib, dan dimakan sebelum masuk waktu Isya,” kata Muhammad Arif, salah satu warga di Kecamatan La’bakkang, Kabupaten Pangkep yang menggelar ritual ma’baca, Minggu 5 Mei 2019 malam.

Dalam ritual ma’baca, ada beragam jenis kuliner khas Bugis Makassar yang diletakkan di lantai maupun di atas ranjang tidur, di iringi dengan doa yang dipimpin oleh seorang guru yang biasa disebut panrita.

Menurut Arif, tujuan dari dilaksanakannya ritual ini selain menghormati leluhur, juga untuk membersihkan jiwa dan rohani sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Dengan harapan agar hati terjaga selama menjalankan ibadah puasa serta di ridhoi oleh Allah SWT.

Jika prosesi ritual ma’baca telah selesai, maka tuan rumah yang menggelar ritual tersebut akan memanggil tetangga sekitar tempat tinggalnya untuk datang ke rumahnya sambil makan bersama hidangan yang telah didoakan.

Biasanya ragam kuliner yang ada disetiap prosesi ma’baca ini seperti, kari ayam, ayam masak lengkuas atau dalam bahasa Bugis nasu likku, ayam goreng, songkolo atau beras ketan, pisang, dan makanan pendukung lainnya.

"Onde-onde tradisional atau biasa masyarakat Bugis Makassar sebut umba-umba serta pisang raja tak lupa dihidangkan dalam ritual ini," jelasnya.

Baca juga:

Berita terkait