Jakarta - Tanaman hias menjadi pilihan bisnis yang sangat menggiurkan pada saat ini. Merawat tanaman menjadi salah satu aktivitas yang digemari masyarakat selama pandemi.
Tidak bisa dipungkiri semenjak kebijakan PPKM (Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) diberlakukan banyak dari masyarakat mencari berbagai aktivitas baru yang dapat dilakukan dari rumah, dan salah satunya adalah mengoleksi berbagai jenis tanaman hias.
Meningkatnya peminat tanaman hias berdampak pada harga tanaman yang semakin tinggi. Banyak tanaman yang sering dicari seperti, Aglonema, Monstera dan Adenium yang memiliki harga bisa sampai jutaan rupiah.
Meningkatnya peminat dan harga tanaman hias menjadi alasan banyak orang untuk memulai bisnis yang satu ini. Untuk menjadi pebisnis tanaman hias tentunya tidak harus memiliki bekal Pendidikan sarjana pertanian atau sekolah khusus di bidang tanaman. Semua golongan masyarakat bisa masuk ke dalam bisnis ini.
Sebelumnya bisnis tanaman hias hanya menjadi pilihan alternatif bagi pensiunan karyawan atau menjadi dana tambahan buat dapur. Namun , kini sudah banyak orang-orang kantoran, pegawai bank, guru, pengusaha kelontong, tukang ojek dan lainnya menggeluti bisnis ini.
Namun dapat dipahami bahwa menjalankan bisnis tanaman hias, harus berangkat dari sebuah “hobi”. Hal ini penting karena dengan hobi, jika tanaman tidak laku anda tetap senang melihatnya tumbuh dan berkembang .
Greenhouse menjadi tempat yang ideal untuk membudidayakan tanaman hias. Sebuah rumah kaca yang terbuat dari gelas atau plastik dapat memancarkan panas yang datang dari matahari ke arah tumbuhan dan tanah, sehingga tetap dapat menstabilkan sirkulasi udara dan suhu pada ruangan tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah greenhouse. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki iklim, musim dan agroklimat yang berbeda. Jadi, informasi awal tentang keadaan setiap daerah mesti diketahui sebelum membangun greenhouse, karena greenhouse yang baik akan menghasilkan tanaman yang berkualitas
Maka itu beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membangun green house adalah.
1. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat berkaitan dengan temperatur udara. Daerah panas memiliki suhu udara tinggi di siang hari sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas tanaman hias.
Pada umumnya desain greenhouse tinggi dilengkapi shading net. Dindingnya memakai screen untuk memberikan ruang udara keluar masuk greenhouse.
Daerah yang dingin lebih baik membangun greenhouse dengan sistem tertutup sehingga kondisi di dalamnya dapat direkayasa sesuai kebutuhan tanaman hias.
2. Kondisi tempat
Lokasi green house sebaiknya berada ditempat terbuka. Kontur tanah sebaiknya rata. Pembangunan greenhouse di daerah yang memiliki kemiringan tertentu bisa dilakukan asal dibuat terasering. Cara lain dengan merekayasa ketinggian pondasinya.
3. Kekuatan angin
Lokasi sebaiknya memiliki angin yang stabil sehingga tidak merusak konstruksi greenhouse, seperti atap dan dinding. Meskipun terpaksa membangun di tempat yang kuat anginnya sebaiknya memilih desain green house yang rendah. Cara lainnya adalah menanam pohon atau pagar sebagai pemecah angin ( Wind breaker)
4. Arah sinar matahari
Sinar matahari sangat penting untuk pertumbuhan tanaman hias. Di Indonesia, sinar matahari bersinar sepanjang hari. Meski hal ini tidak menjadi masalah, praktisi menganjurkan untuk membangun greenhouse arah utara-selatan. Hal ini bertujuan agar tanaman hias mendapat sinar matahari secara merata.
5. Serangan hama dan penyakit
Meski konstruksi greenhouse tertutup, hama dan penyakit dapat datang tiba-tiba. Hal ini tentu saja merugikan karena jika tanaman terjangkit maka kemungkinan besarnya akan membuat tanaman itu mati. Sehingga, sebaiknya greenhouse dibangun di tempat yang minim serangan hama dan penyakit.[]
(Agung Bukit)
Baca Juga:
- 3 Tanaman Hias yang Cocok untuk Kesehatan Mental
- 5 Tanaman Hias Rumah yang Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh
- Tanaman Hias Ini Paling Populer Sepanjang Tahun 2021
- Geliat Ekspor Tanaman Hias Berdaun Indah dari Para Petani Milenial Bogor