Ini Alasan Kenapa Harus Ada Barongsai Saat Imlek

Barongsai dibuat untuk mengusir mahluk tersebut dan juga dalam acara penting. Di antaranya Tahun Baru Imlek.
Atraksi Barongsai di Vihara Dhanagun, Bogor, Jawa Bart. Kesenian tradisional Tiongkok bernama Barongsai yang biasa ditampilkan pada acara tertentu khususnya perayaan Imlek tersebut banyak diminati dan dimainkan oleh warga di Indonesia. (Foto: Gemilang)

Jakarta, (Tagar 10/2/2018) – Tahun baru Imlek pastinya tak lepas dari pertunjukan Barongsai. Tarian tradisional Cina yang menggunakan sarung yang menyerupai singa dalam bentuk boneka ini, memiliki sejarah ribuan tahun.

Sejarah Barongsai pertama, bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi. Konon, tarian barongsai dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat. Lantas, apa makna di balik sekian orang yang menari lincah di balik kostum berwujud singa?

Dilansir dari buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghua 1, karya Christine terbitan St Dominic Publishing tahun 2015 menurut kepercayaan leluhur China, awal tahun baru adalah masa di mana para dewa dewi kembali ke kahyangan untuk melapor ke Kaisar Langit. Maka saat itu, roh-roh jahat di dunia menjadi semakin ganas karena tidak ada yang mengendalikan mereka ketika dewa-dewi rapat di kahyangan. Oleh sebab itu orang China kuno mengadakan tarian barongsai yang telah diberkati di klenteng untuk mengusir setan.

Ada beberapa versi sejarah Barongsai lainya, yang paling populer adalah kisah Nian atau monster. Diceritakan, pada masa Dinasti Qing, di sebuah wilayah di China, ada monster yang mengganggu ketenteraman penduduk setempat. Kehadiran Nian tersebut, menimbulkan keresahan dan ketakutan bagi masyarakat setempat. Pada saat itu, muncul singa atau Barongsai untuk melindungi masyarakat dan menghalangi Nian. Monster itu kalah dan lari tunggang-langgang. Singa itu pun pergi, meninggalkan penduduk yang sudah merasa aman.

Ternyata, Nian yang kecewa berniat untuk membalas dendam, tetapi masyarakat tidak tahu-menahu. Setelah Nian datang kembali, masyarakat dilanda panik. Mereka bingung, di mana singa yang dapat mengalahkan monster itu? Akhirnya, mereka menciptakan kostum Barongsai seperti yang sering kita saksikan saat ini. Monster ketakutan, sekali lagi dia lari ketakutan. Masyarakat berhasil menyingkirkan sang monster. Oleh sebab itu, tarian barongsai dibuat untuk mengusir mahluk tersebut dan juga dalam acara penting. Di antaranya, pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan yang pasti Tahun Baru Imlek.

Barongsai sendiri merupakan cerminan akulturasi China di Indonesia. Kata 'Barong' berasal dari kesenian boneka Bali yang dimainkan oleh manusia di dalamnya sementara 'Sai' dalam bahasa Hokkian berarti singa. Barongsai adalah penyebutan untuk Indonesia, sedangkan negara barat menyebut barongsai sebagai 'Lion Dance'. Namun, nama asli kesenian ini di China adalah 'Wu Shi'.

Secara umum, ada dua jenis Barongsai, yaitu Singa Utara dan Singa Selatan. Singa Utara bersurai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara lebih terlihat alami dan lebih mirip singa. Sementara itu, Singa Selatan memiliki sisik serta jumlah kaki bervariasi, antara dua atau empat kaki. Kepala Singa Selatan juga dilengkapi tanduk.

Tarian barongsai biasanya diiringi oleh musik yang menggunakan tiga instrumen yakni simbal, drum dan gong. Suara drum, untuk menekankan gerakan atau manuver singa. Sedangkan simbal dan gong berfungsi untuk mengeskpresikan emosi pada atraksi barongsai.

Salah satu gerakan wajib Barongsai, yang merupakan klimaks dramatis Barongsai, adalah saat singa memakan amplop berisi uang. Di atas amplop biasanya disertai sayuran selada air sebagai perlambang hadiah bagi sang singa. (gil)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.