Jakarta - Hasil buruk yang diraih Persija Jakarta selama ditangani Julio Banuelos sejak Juni 2019 berefek dengan dipecatnya pelatih asal Spanyol itu dan asistennya Eduardo Perez. Selama diarsiteki Banuelos yang menggantikan Ivan Kolev, Persija hanya tiga kali meraih kemenangan sehingga lebih banyak berkutat di papan bawah Shopee Liga 1 2019.
Kekalahan 0-1 dari Bali United dalam laga di kandang sendiri di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Kamis 19 September 2019, menjadi puncak kegagalan Banuelos. Parahnya kekalahan itu dialami di kandang sendiri.
Lebih ironis lagi, Bali United yang menaklukkan Persija ditangani Stefano 'Teco' Cugurra. Sosok pelatih yang sukses mengantarkan Persija meraih gelar ganda, juara Liga 1 dan Piala Presiden, di musim lalu.
Kegagalan meraih poin di laga kandang menjadikan Persija masih berkutat di papan bawah. Kini, Macan Kemayoran berada di peringkat 15 atau satu strip di zona degradasi dengan poin 17.
Persija mengucapkan terima kasih kepada Julio dan Edu. Keduanya memberi warna baru, pengenalan baru dan metode sepak bola
“Persija sudah memutuskan tidak melanjutkan kerja pelatih Julio dan Edu. Kami sudah berkonsultasi dan berkomunikasi dengan kedua pelatih tersebut usai pertandingan terkait hasil yang kurang baik. Mereka juga sudah diberikan kesempatan dua kali. Mau tidak mau kami harus mengambil keputusan tersebut,”ujar CEO Persija Ferry Paulus.
Sebagai pengganti manajemen mempertimbangkan asisten pelatih, Mustaqim atau pelatih Persija U-20 Sudirman, sebagai caretaker. Dalam waktu dekat, manajemen segera menetapkan pengganti Banuelos.
“Persija mengucapkan terima kasih kepada Julio dan Edu. Keduanya memberi warna baru, pengenalan baru dan metode sepak bola," kata Ferry lagi.
Saat menggantikan Kolev sebagai pelatih Persija, Banuelos hanya mampu mengantarkan tim meraih kemenangan dari 14 pertandingan liga. Semua kemenangan diraih di kandang sendiri saat mengalahkan PSS Sleman (1-0), Kalteng Putra (3-0) dan PSIS Semarang (2-1).
Selanjutnya, mereka hanya mampu bermain imbang tujuh kali dan kalah empat kali. Di Piala Indonesia, Persija menang dua kali dan sekali imbang dan kalah.
Hanya, satu-satunya kekalahan di Piala Indonesia dialami di final kedua melawan PSM Makassar. Kekalahan 0-2 di Makassar menggagalkan Persija meraih trofi karena di final pertama di kandang sendiri hanya menang 1-0.
Meski Banuelos dinilai telah menerapkan sepak bola modern di Persija, namun hal itu masih belum cukup. Pasalnya, Persija sulit meraih kemenangan.
"Persija juga membutuhkan hasil akhir yang bagus. Persija butuh menang," ujar Ferry.
Persija bergerak cepat setelah memberhentikan pelatih segera mencari penggantinya. Dengan sisa 17 pertandingan, Persija masih bisa keluar dari ancaman degradasi. []