Pematangsiantar - Strategi calon Wali Kota Pematangsiantar, Asner Silalahi untuk mendeteksi dan menangani penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat adalah dengan cara membangun infrastruktur kesehatan di semua kelurahan.
Hal itu dia sampaikan sebagai bagian dari bentuk pelayanan kepada masyarakat jika nantinya terpilih menjadi Wali Kota Pematangsiantar hasil Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
Asner hadir sebagai narasumber dalam Bincang-bincang Tagar dengan Calon Wali Kota Pematangsiantar dengan topik 'Infrastruktur Seperti Apa Ingin Dibangun di Siantar'.
Kegiatan itu dimoderasi Pemred Tagar.id Fetra Tumanggor dan dihadiri empat penanggap, yakni anggota DPRD Pematangsiantar Daud Simanjuntak, akademisi dari STIE Sultan Agung Dr Robert Tua Siregar, Ketua DPC Gapensi Siantar-Simalungun Henri Tedy Silalahi dan tokoh masyarakat Darwin Lie.
"Pelayanan masyarakat sekarang mengutamakan mencegah covid di Siantar. Untuk itu kami akan membuat posko-posko dari tingkat kelurahan. Untuk pencegahan dini. Setelah dari kelurahan terdeteksi dini Covid-19 ini, bisa kita himpun di tingkat kelurahan baru di tingkat gugus Kota Siantar, sehingga rentangnya tidak terlalu jauh," katanya.
Asner menyebut infrastruktur kesehatan berupa posko-posko tersebut akan dijadikan prioritas karena tidak ada yang tahu kapan Covid-19 akan berakhir.
Kita punya Rindam, kami akan membuat atau mengupayakan sekolah taruna bekerja sama dengan Rindam
Sebagaimana diketahui, dalam masa pandemi Covid-19, Asner yang berpasangan dengan Susanti Dewayani sebagai calon wakil wali kota mendirikan wastafel atau sarana cuci tangan di berbagai lokasi di Kota Pematangsiantar, terutama di sentra-sentra keramaian, baik pasar maupun terminal.
Susanti sendiri merupakan seorang dokter spesialis anak dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.
Sekolah Taruna
Selain membahas soal infrastruktur kesehatan, Asner dalam bincang yang juga dihadiri banyak pengamat dan praktisi tersebut, menyinggung tentang sejarah masa lalu di mana Pematangsiantar pernah disebut sebagai kota pendidikan.
"Apakah ini hanya tinggal kenangan? (sebagai kota pendidikan). Kita bisa lihat perkembangan pendidikan saat ini," katanya.
Asner mengaku dirinya sudah berbicara dengan Komandan Rindam I Bukit Barisan tentang rencana pendirian sekolah taruna yang bekerja sama dengan Rindam I Bukit Barisan.
"Kenapa di Balige, Kabupaten Toba, bisa membuat sekolah seperti SMA Taruna. Kita punya Rindam, kami akan membuat atau mengupayakan sekolah taruna bekerja sama dengan Rindam," katanya.[]