Inflasi Indonesia Tahun 2021 Capai 1,87 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi di Tanah Air sepanjang 2021 mencapai 1,87 persen
Suasana sebuah pasar di Papua (Foto: voaindonesia.com - Alam Burhanan/VOA)

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi di Tanah Air sepanjang 2021 mencapai 1,87 persen. Jayapura tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi tertinggi, yakni sebesar 1,91 persen. Sasmito Madrim melaporkannya untuk VOA.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan 88 dari 90 kota yang disurvei lembaganya mengalami inflasi. BPS mencatat besaran inflasi sepanjang 2021 mencapai 1,87% secara tahunan, dan sebesar 0,57% pada Desember 2021. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91% dan terendah di Pekanbaru 0,07%.

"Inflasi pada Desember 2021 sebesar 0,57 persen ini tercatat sebagai inflasi tertinggi dalam dua tahun terakhir," jelas Margo Yuwono dalam konferensi pers daring, 3 Januari 2022.

pasar wamena papuaPara pedagang di Pasar Wamena, Papua (Foto: voaindonesia.com - VOA/Alam Burhanan).

Margo menambahkan sejumlah komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi di Jayapura antara lain angkutan udara dan ikan. Ini tidak jauh berbeda dengan komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi nasional seperti makanan, minuman, dan tembakau.

BPS juga mencatat dua kota yang mengalami deflasi -- paling tinggi terjadi di Dumai sebesar 0,13% dan terendah di Bukittinggi 0,04%. Kata Margo, sejumlah komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi di Dumai adalah cabe merah, ikan, dan tomat.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengapresiasi pemerintah karena besaran inflasi 2021 di bawah perkiraan pemerintah sebesar 3 persen. Kendati demikian ia menilai inflasi ini akan tetap menurunkan daya beli masyarakat pada masa pandemi.

sembakoSembako, seperti beras dan gula, menjadi kebutuhan paling mendesak yang diungkapkan survei ini (Foto: voaindonesia.com - Courtesy/Humas Jabar)

Rusli, juga memperkirakan tingkat inflasi pada tahun depan akan naik di kisaran 3,5%. Kata dia, salah satu faktor yang berpengaruh, yaitu harga kebutuhan pokok atau sembako.

"Kemungkinan akan ada kenaikan harga sembako, khususnya beras kalau ada banjir (saat panen raya). Tapi kalau tidak ada banjir, maka akan aman," jelas Rusli kepada VOA, 3 Januari 2022.

Menurut Rusli, kekhawatiran banjir tersebut muncul karena faktor alam atau La Nina yang menyebabkan curah hujan tinggi di Indonesia. Padahal, kata dia, panen raya akan mulai berlangsung pada Maret 2022.

Selain itu, masih menurut Rusli, impor kebutuhan pokok juga dapat mempengaruhi inflasi di dalam negeri. Karena itu, katanya, pemerintah perlu mengamankan harga impor seperti jagung, kedelai, dan gandum agar tidak naik pada tahun ini. Salah satu caranya adalah dengan membuat kontrak-kontrak jangka panjang atau setahun.

panen jatengSebagian wilayah di Jawa Tengah dan DIY mulai panen padi menjelang panen raya Februari-Maret mendatang (Foto: voaindonesia.com - VOA/Nurhadi Sucahyo)

"Jadi kalau seandainya permintaan naik dari Eropa atau China untuk kedelai, kita tetap kebagian barangnya. Karena sudah mengamankan setahun," imbuhnya.

Ia juga memperkirakan aktivitas ekonomi pada tahun ini akan meningkat jika penanganan pandemi semakin baik. Kondisi ini akan meningkatkan permintaan barang dan jasa yang juga dapat memicu kenaikan harga. Apalagi ketersediaan barang dan jasa masih sulit dipenuhi pada awal pemulihan pascapandemi (sm/ab)/voaindonesia.com. []

5 Faktor Serta Dampak Inflasi di Indonesia

PPN Sembako Turunkan Daya Beli dan Dorong Inflasi

Alami Inflasi, Indikator Ekonomi Banyuwangi Mulai Bergerak

BI Sebut Tantangan Inflasi Tahun Depan Lebih Berat

Berita terkait
Inflasi di Kuba Tahun 2021 di Atas 70 Persen
Kuba menutup tahun 2021 dengan angka inflasi di atas 70 persen, yang menjadi salah satu yang tertinggi di dunia
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.