BI Sebut Tantangan Inflasi Tahun Depan Lebih Berat

Bank Indonesia (BI) menyebutkan, tantangan inflasi tahun depan lebih berat sesuai asumsi dasar ekonomi makro yang mematok inflasi sebesar 3 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kiri), Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kedua kanan) dan Rosmaya Hadi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020). (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso/ama)

Jakarta - Pandemi virus corona Covid-19 yang berkepanjangan berimbas pada perekonomian global termasuk Indonesia. Ini membuat tantangan inflasi tahun depan menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo lebih berat sesuai dengan asumsi dasar ekonomi makro yang mematok inflasi sebesar tiga persen.

“Inflasi tiga persen, meskipun memang tantangan inflasi tahun depan lebih berat,” kata Perry Warjiyo dalam rapat kerja virtual membahas postur sementara Rancangan APBN 2021 bersama pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Jumat, 11 September 2020 seperti dikutip dari Antara.

Nilai tukar 14.600 semua itu masih dalam risk kami, kami dukung untuk asumsi makro.

Baca Juga: Inflasi 0,18%, BPS: Didominasi Kelompok Pengeluaran 

Tantangan inflasi lebih berat itu seiring dengan tema kebijakan fiskal dalam Rancangan APBN 2021 yakni percepatan pemulihan ekonomi imbas pandemi Covid-19. Meski mengaku lebih berat, namun Gubernur BI mendukung asumsi dasar ekonomi makro itu, termasuk pertumbuhan ekonomi sesuai kesepakatan di Panja A yakni sebesar lima persen hingga nilai tukar rupiah sebesar Rp14.600 per dolar AS.

“Nilai tukar 14.600 semua itu masih dalam risk kami, kami dukung untuk asumsi makro,” kata Perry Warjiyo.

Selama imbas pandemi Covid-19, tingkat inflasi tergolong rendah atau berada di bawah kisaran tiga persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi per Juni 2020 mencapai 0,18%, untuk inflasi tahun kalender selama semester pertama 2020 mencapai 1,09% dan secara tahunan sebesar 1,96%. 

Baca Juga: BI Bali Jaga Inflasi di Kisaran Nasional

Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah berharap agar Bank Indonesia menjaga stabilitas sistem keuangan tahun 2021. “Kami khawatir upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua, kalau tidak ada di antara kita koordinasi baik di semua lini,” ucapnya. Ia juga mendorong Bank Indonesia mendukung stabilitas pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebagai salah satu basis pembiayaan dalam APBN 2021. []

Berita terkait
Inflasi Bisa Tinggi Bila BI Cetak Uang Rp 600 T
Usulan DPR agar Bank Indonesia mencetak uang hingga Rp 600 triliun bisa meningkatkan inflasi tinggi.
Beli SBN Saat Covid-19, BI: Tak Timbulkan Inflasi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini pembelian Surat Berharga Negara tidak akan menimbulkan inflasi di tengah penyebaran virus corona.
BI Bali Jaga Inflasi di Kisaran Nasional
Bank Indonesia Perwakilan Bali akan secara konsisten menjaga inflasi di kisaran nasional.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.