Indonesia Incar Ekspor Produk Pangan ke Afrika

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan terus menggiatkan usaha ekspor produk pangan ke wilayah Afrika
Pekerja memeriksa kualitas beras di Gudang Perum Bulog Sub Divre Pekalongan, Desa Munjung Agung, Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 7 April 2020. (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)

Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan kawasan Afrika Utara, khususnya Mesir, merupakan pasar yang menjanjikan bagi produk pangan olahan dari Indonesia.

“Kami akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkati untuk memperluas akses pasar produk pangan ke Mesir secara optimal,”ujarnya saat menggelar webinar dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo dan Atase Perdagangan di Kairo, Jumat, 3 Juli 2020.

Indonesia, lanjut Kasan, berpeluang besar meningkatkan ekspor pangan olahan di pasar global.

"Saat ini kita melihat peluang makanan olahan menjadi alternatif pilihan yang dicari masyarakat karena dapat disimpan lebih lama dibandingkan pangan segar. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih masak di rumah dan menyukai produk-produk yang bernutrisi, memenuhi keamanan pangan dan terjaga higienitasnya," ungkapnya.

Menurut Kasan, dampak pandemi Covid-19 terhadap perdagangan global, antara lain terjadinya perubahan pola perdagangan global, peningkatan biaya logistik, kerja sama perdagangan tidak berjalan efektif, dan adanya ancaman resesi ekonomi global.

Sedangkan, dampaknya bagi perdagangan nasional, yaitu meningkatkan potensi inflasi barang pokok dan penting akibat terganggunya logistik dan distribusi, terhambatnya aktivitas perdagangan antarpulau, terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat, serta melemahnya daya beli masyarakat.

Kasan juga menyampaikan, di tengah pandemi pemerintah menyusun beberapa strategi guna meningkatkan ekspor makanan olahan Indonesia di pasar global.

Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor unggulan. Ada lima produk ekspor makanan olahan Indonesia terbesar ke Mesir pada 2019, yaitu saus, bumbu, dan rempah; olahan ikan, tuna; sugar confectionary yang tidak mengandung kakao, olahan ikan, sarden; serta makanan. Selain itu, produk makanan olahan Indonesia yang potensial di Mesir yaitu produk perikanan, food preparations, kopi, cokelat, biskuit dan makanan ringan.

Kedua, meningkatkan penetrasi pasar dengan melakukan penyelesaian perundingan dan hambatan perdagangan, serta penguatan promosi dagang dan branding. Peningkatan penetrasi pasar juga dilakukan melalui penyelenggaraan webinar, penjajakan kesepakatan dagang virtual, serta pendampingan ekspor selama pandemi.

Ketiga, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri. Keempat, melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor.

"Kami terus berupaya untuk selalu memberikan kontribusi dalam peningkatan ekspor, salah satunya dengan memfasilitasi kegiatan perdagangan. Berbagai potensi pasar harus terus digali agar ekspor produk Indonesia, khususnya pangan olahan, dapat terus meningkat,” tutur Kasan.

Berita terkait
Physical Distancing Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Nilai ekspor dan impor Indonesia mengalami penurunan sejak negara tujuan ekspor maupun negara asal impor menerapkan physical distancing.
Ayo, Peluang Ekspor ke Jepang Terbuka Lebar Bagi UKM
Aktivitas ekonomi yang mulai pulih di Japang membuat negara tersebut meningkatkan permintaan barang dari berbagai negara
Ekspor Makanan Olahan Meningkat Saat Pandemi Covid-19
Ekspor untuk produk-produk tertentu, salah satunya makanan olahan, meningkat saat pandemi Covid-19.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.