Ayo, Peluang Ekspor ke Jepang Terbuka Lebar Bagi UKM

Aktivitas ekonomi yang mulai pulih di Japang membuat negara tersebut meningkatkan permintaan barang dari berbagai negara
Murtini menunjukkan batik motif corona di Kalurajan Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Selasa, 26 Mei 2020. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Jakarta -Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, peluang pasar ekspor ke Jepang kini kembali terbuka lebar menyusul mulai pulihnya negeri matahari terbit tersebut dari Covid-19. Peluang ini penting untuk dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).

“Pemerintah Jepang menetapkan kebijakan untuk membangun rantai pasok yang lebih berkelanjutan, terutama dengan semakin pulihnya Jepang dari Covid-19. Hal tersebut menjadi peluang yang harus dimanfaatkan Indonesia untuk mengisi kekosongan dan meningkatkan laju ekspor ke pasar Jepang,” ujarnya dalam keterangan resmi Jumat, 19 Juni 2020.

Agus menambahkan, pihaknya akan terus memberikan informasi pasar dan pelatihan (coaching) kepada pelaku ekspor, khususnya UKM, untuk dapat memanfaatkan peluang ekspor di pasar Jepang pada masa pemulihan Covid-19 ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag Kasan mengatakan, pemerintah Jepang telah mencabut status “state of emergency” sehingga kegiatan sosial dan ekonomi kembali secara berangsur dengan istilah “new lifestyle”.

Jika sebelumnya Jepang sangat bergantung terhadap China, maka pandemi ini membuat mereka mulai memikirkan rantai pasok global dari negara lain sebagai alternatif.

Untuk itu, lanjut Kasan, Indonesia gencar menyampaikan informasi pasar kepada pelaku usaha di sana, serta melakukan promosi ekspor agar dapat menghasilkan transaksi dagang bagi para pelaku UKM di Tanah Air.

“Kami berharap pelaku UKM tetap optimis dan menjadikan krisis ini sebagai momentum yang baik untuk akselerasi sehingga dapat memanfaatkan peluang ekspor ke pasar Jepang secara optimal,” jelas Kasan.

Rencananya, Atase Perdagangan Tokyo Arief Wibisono dan Kepala ITPC Osaka Ichwan Joesoef akan menyelenggarakan sesi lokakarya (workshop) virtual sebanyak lima kali secara berkala hingga September 2020 bersama para importir Jepang. Adapun, lokakarya akan digelar berdasarkan lima produk ekspor utama ke Jepang, yaitu makanan dan minuman; energi terbarukan; agrikultur dan hortikultura; mold, die and automotive parts; serta furnitur dan peralatan rumah.

Sebagai informasi, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari--Mei 2020 masih mencatat surplus sebesar US$ 4,31 miliar dengan sumbangan terbesar dari surplus nonmigas senilai US$ 7,67 miliar.

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$ 64,46 miliar dengan nilai ekspor nonmigas sebesar US$ 60,97 miliar.

Adapun lima negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada periode tersebut yaitu India, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

Untuk, perdagangan Indonesia dengan Jepang sendiri pada Januari-April 2020 mengalami penurunan 9,95 persen dari US$ 10,7 miliar menjadi US$ 9,66 miliar

Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang pada periode yang sama tercatat sebesar US$ 4,47 miliar, dengan produk ekspor utama meliputi batubara, potongan logam mulia, konduktor listrik, nikel, dan karet.

Berita terkait
Ekspor Makanan Olahan Meningkat Saat Pandemi Covid-19
Ekspor untuk produk-produk tertentu, salah satunya makanan olahan, meningkat saat pandemi Covid-19.
Ekspor Durian ke China Potensial Raup US$ 2 Miliar
Durian berpotensi menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia ke China
BPS: Ekspor Turun 13 Persen, Pertambangan Pemicunya
BPS mencatat nilai ekspor pada April 2020 turun 13,33 persen menjadi US$ 12,19 miliar, salah sastu pemicunya adalah sektor pertambangan.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.