Indonesia Berpotensi Kembangkan Energi Terbarukan

Founder dan Executive Director IDNextLeader Foundation, Hokkop Situngkir, menilai Indonesia berpotensi besar mengembangkan energi terbarukan (EBT).
ENERGI TERBARUKAN: Energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang dapat habis secara alamiah, yang berasal dari elemen-elemen alam yang tersedia di bumi dalam jumlah besar sebagai "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus airproses biologi, panas bumi, dan tumbuhan. (Foto: Ist)

Jakarta - Founder dan Executive Director IDNextLeader Foundation, Hokkop Situngkir, mengatakan Indonesia memiliki potensi atau peluang besar dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Ini dilihat dari ketersediaannya EBT di Indonesia.

Terkait potensi tersebut, kata Hokkop, EBT paling besar di Indonesia yang sedang dikembangkan ada dua yakni hydro dan geothermal. 

Di siang hari kebanyakan orang kerja tidak pakai listrik, nah itu bisa kita simpan dalam battery, jadi ada konsep storage energy.

"Hydro karena hampir semua pulau kita itu memiliki sungai, air, potensi yang cukup luar biasa," ucap Hokkop saat diwawancara Tagar TV, Jumat, 18 September 2020.

Menurut dia, debit sisa air dari bendungan atau waduk bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik. Namun terkadang terdapat masalah egosentrik di masing-masing wilayah yang mungkin menghambat pengembangan EBT tersebut. 

"Tapi secara potensial dari situ aja, katakan 1 bendungan ada sekitar 3 mega dikali 148 bendungan yang kita survei. Jumlah total bendungan di Indonesia itu sudah hampir ribuan, bendungan kecil, bendungan besar, waduk itu jumlahnya banyak sekali hampir semua tempat punya bendungannya dan itu masih bisa dimanfaatkan," ucap Hokkop.

Sementara potensial lainnya seperti tenaga surya, kata Hokkop, menurut survei yang pernah dilakukan di beberapa spot baik di daerah pegunungan maupun pantai, capasity factor di Indonesia semaksimalnya 20 persen dari total selama matahari terbit hingga tenggelam. '

"Di siang hari kebanyakan orang kerja tidak pakai listrik, nah itu bisa kita simpan dalam battery, jadi ada konsep storage energy," ujarnya.

Sehingga, kata dia, sepakat dengan pemerintah lewat beberapa departemennya terutama Kemenko Kemaritiman dan Investasi dan ESDM itu influence untuk penambangan nikel untuk penghasilan batre. 

"Karena ilmu storage energy ini akan dipakai, karena banyak source of energy di masing-masing tempat ini beda-beda itu harus disimpan dulu baru nanti akan dipakai oleh kelebihan energi ataupun kelebihan energi memberikan yang kekurangan energi. Jadi konsep storage energy juga harus sudah dikembangkan dengan segala macam potensi tadi," ujar Hokkop.

Terkait ketersediaan energi, kata Hokkop, sebenarnya Indonesia hampir memiliki semua source of energy dibandingkan negara lainnya. "Justru negara-negara di luar Indonesia sebenarnya varian, kita hampir semua punya source of energy itu," tuturnya.

Sebagai informasi, energi baru terbarukan (EBT) merupakan energi yang diproses dari alam yang berkelanjutan, seperti tenaga surya, air, panas bumi, dan lainnya.[]

Berita terkait
Pemerintah Akan Rilis Aturan Baru Tarif Listrik EBT
Pemerintah berencana memperbaiki harga tarif listrik energi terbarukan (EBT) agar lebih kompetitif.
Energi Terbarukan Ramah Lingkungan di Malang
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendirikan beberapa pembangkit listrik ramah lingkungan, mulai dari PLTMH hingga PLTS.
Pengembangan Energi Terbarukan Pasca Pandemi Covid-19
Sekitar 67 persen dari bauran energi Indonesia masih berasal dari bahan bakar fosil. Persentase tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.