Indonesia Ambil Peran Literasi dan Penanganan Hoaks di ASEAN

Indonesia turut ambil bagian dalam Working Group on Information Media and Training untuk penanganan hoax atau fake news.
Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri, Riaz J. P. Saehu. (Foto:Tagar/Kemenkominfo)

Jakarta - Indonesia turut ambil bagian dalam Kelompok Kerja Pelatihan Media dan Informasi atau Working Group on Information Media and Training (WG IMT) Periode 2021-2022. Delegasi RI yang dipimpin Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri, Riaz J. P. Saehu, juga mengusulkan untuk membentuk ASEAN Creative Economy Business Forum.

"WG IMT bertujuan untuk meningkatkan literasi informasi komunitas ASEAN melalui kerja sama dan sharing knowledge tentang penyediaan konten media yang baik untuk media mainstream maupun online, serta membuat program peningkatan literasi informasi untuk seluruh anggota/kelompok masyarakat ASEAN dan kerja sama penanganan hoax/fake news," tutur Riaz dalam pertemuan virtual the 18th ASEAN Senior Official Meeting Responsible for Information (SOMRI) and Related Meetings dari Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021.

Dalam kesempatan itu, Indonesia menerima tawaran Ketua Sidang untuk menjadi Wakil Ketua WG IMT Periode 2021-2022. Menurut Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemlu yang menggantikan Indonesia SOMRI Leader, Mira Tayyiba, Indonesia menyampaikan dukungannya atas Framework for Promoting Accessibility for All in ASEAN Digital Broadcasting.

Working Group on Information Media and TrainingIndonesia turut ambil bagian dalam Working Group on Information Media and Training untuk penanganan hoax atau fake news.(Foto:Tagar/Kemenkominfo)

Itu, sebagai pedoman Negara Anggota ASEAN (AMS) dalam mendorong akses layanan penyiaran yaitu sign language, audio description dan closed caption untuk seluruh kelompok masyarakat, termasuk populasi rentan, seperti penyandang disabiltas dan lansia.

"Pedoman tersebut telah sejalan dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang mengatur layanan akses penyiaran yang mewajibkan Sign Language, Audio Description dan Closed Caption," ungkapnya.

Penyediaan konten media yang baik untuk media mainstream maupun online, serta membuat program peningkatan literasi informasi untuk seluruh anggota/kelompok masyarakat ASEAN dan kerja sama penanganan hoax/fake news.

Direktur Riaz juga menjelaskan, bahwa Indonesia telah menyusun pedoman pemberitaan ramah disabilitas yang mengedepankan nilai-nilai empati dalam melakukan kegiatan jurnalis, menggunakan perkatan/istilah yang tepat, serta menghargai penyandang disabilitas sebagai warga negara yang memiliki harkat dan martaba. 

"Dan mendorong agar mereka mendapatkan kesempatan berdasarkan kemampuan dan kompetensinya," ucapnya.

Forum Bisnis Kreatif

Lewat forum ini, Indonesia menyampaikan usulan tambahan pada Joint Media Statement (JMS) yaitu bahwa kemajuan teknologi dan pandemi Covid-19 mengedepankan pentingnya transformasi digital di kalangan pelaku ekonomi kreatif.

"Indonesia menyampaikan inisiatif untuk menyelenggarakan ASEAN Creative Economy Business Forum dengan tema “Enhancing Digital Creative Economy: A Step Towards Regional Economic Recovery” sebagai bagian dari upaya ASEAN untuk mengatasi dampak sosial ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi dan untuk mendukung implementasi ASEAN Comprehensive Recovery Framework," tandas Riaz.

Menurut Riaz, Inisiatif ASEAN Creative Economy Business Forum terdiri dari beberapa kegiatan untuk membina kerja sama antar pemangku kepentingan terkait ekonomi kreatif, termasuk ASEAN Regional Workshop on Creative Economy yang merupakan wadah bagi badan-badan sektoral terkait dari ASEAN Socio Cultural Community Pillar dan ASEAN Economic Community Pillar.

"Oleh karena itu, Indonesia mengundang pejabat dan perwakilan SOMRI untuk hadir dan terlibat pada acara tersebut, mengingat SOMRI sebagai salah satu badan sektoral yang relevan dengan isu ekonomi kreatif," pungkasnya.

Usulan ini, untuk beradaptasi di tengah kemajuan teknologi digital dan dampak pandemi. Sedangkan transformasi digital menjadi salah satu solusi yang dipilih oleh para pelaku ekonomi kreatif untuk mengatasi tantangan yang ada saat ini.

"Indonesia meyakini transformasi digital dapat dicapai secara efektif dengan menitikberatkan pada langkah awal, yaitu literasi digital. Oleh karena itu, Indonesia meminta dukungan SOMRI atas inisiatif untuk menyelenggarakan Forum Bisnis Ekonomi Kreatif ASEAN pada November 2021," ucapnya.

Pertemuan antar Kementerian yang membidangi Komunikasi dan Infromasi se-ASEAN yang ke-18 ini dihelat secara daring pada 10 Maret 2021. Pertemuan yang diselenggarakan Kementerian Sekretariat Negara Thailand itu ditujukan untuk mendorong ASEAN sebagai komunitas digital dengan aksesibitas untuk semua. Targetnya mewujudkan komunitas ASEAN yang inklusif dengan kualitas hidup tinggi dan akses kesempatan yang merata bagi seluruh kelompok masyarakat.

Tingkatkan Sinergitas

Koordinator Bidang Regional Pusat Kelembagaan Internasional Sekretariat Jenderal Kementerian Kominfo, Sofi Soeria Atmadja yang memimpin delagasi RI menyampaikan terima kasih kepada negara-negara Plus Three atas dukungan dan kerja sama yang erat dengan ASEAN. Ini disampaikan  Sofi dalam The 6thMeeting of The ASEAN Plus Three Senior Officials Responsible for Information (6TH SOMRI+3). 

"Indonesia mengharapkan adanya sinergi antara kerja sama bilateral dengan masing-masing negara Plus Three dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam Work Plan on Enhancing ASEAN Plus Three on Information and Media 2018-2023," sebutnya.

Sofi juga menggaris bawahi dukungan berkelanjutan dari negara-negara Plus Three yang mengutamakan peningkatan kapasitas untuk AMS.

"Dilengkapi dengan pelatihan atau lokakarya untuk meningkatkan kapabilitas personel informasi, khususnya dalam teknologi media baru dan media sosial. Inisiatif ini dirasakan memberikan kontribusi signifikan pada proses berbagi pengetahuan dikawasan ASEAN," tandasnya.

Kemudian dalam The 3RDMeeting of The ASEAN Plus Japan Senior Officials Responsible for Information (3RD SOMRI+J), Sofi Soeria Atmadja menyampaikan terima kasih kepada Jepang karena telah menjadi mitra ASEAN selama bertahun-tahun, bekerja bahu membahu dalam mempercepat literasi informasi dan konten media di kawasan ASEAN.

"Indonesia juga meminta dukungan dari Jepang atas proposal usulan Indonesia tentang ASEAN Media Literacy. Lebih lanjut, Indonesia ingin berbagi informasi dan best practice secara lebih intensif melalui forum SOMRI + Jepang. Indonesia berharap kerja sama SOMRI dan Jepang akan terus berkembang, dan meningkatkan kerja sama regional untuk mewujudkan informasi literasi untuk masyarakat dan mendorong akses informasi yang dapat dipercaya," tuturnya. []

Berita terkait
Perkecil Kesenjangan Gender, Kominfo Bekali Perempuan Indonesia Kemampuan Digital
Kemkominfo berupaya meminimalkan kesenjangan digital dan disparitas gender lewat Program Digital Talent Scholarship.
Jadi UPP Kategori Sangat Baik, MenPANRB Apresiasi Upaya Kominfo
Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkominfo, menerima penghargaan Unit Penyelenggara Pelayanan (UPP) Kategori A- atau Sangat Baik.
Menkominfo Johnny G. Plate Jelaskan Infrastruktur Multipleksing
Menteri Kominfo Johnny G. Plate mengatakan Kemenkominfo menyiapkan infrastruktur multipleksing, target Analog Switch Off (ASO) selesai 20 bulan.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.