IMF: China, Negara G20 yang Catat Pertumbuhan Positif 2020

Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, China menjadi satu-satunya negara G20 yang mencatat pertumbuhan positif tahun ini.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, China menjadi satu-satunya negara G20 yang mencatat pertumbuhan positif tahun ini. (Foto: Tagar/ctgn.com/Kantor IMF).

Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, China menjadi satu-satunya negara anggota G20 ( kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa) yang mencatat pertumbuhan positif tahun ini. Dalam prospek ekonomi terbaru yang dirilis IMF, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok diperkirakan meningkat menjadi 1,9 persen.

Tanpa China, pertumbuhan kumulatif untuk tahun 2020 dan 2021 adalah negatif.

"Dengan pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan, pertumbuhan ekonomi China akan meningkat menjadi 8,2 persen tahun depan," kata keterangan IMF dalam World Economic Outlook, seperti diberitakan dari portal ctgn.com, Rabu, 14 Oktober 2020.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan China mengerek angka ekonomi. "Tanpa China, pertumbuhan kumulatif untuk tahun 2020 dan 2021 adalah negatif," tuturnya.

The Word Bank pada akhir September memperkirakan ekonomi China diperkirakan akan bertumbuh sebesar 2,0 persen pada tahun 2020. Angka ini naik satu persen dari proyeksi yang pernah dirilis pada bulan Juni.

IMF mengeluarkan proyeksi untuk ekonomi negara-negara maju untuk tahun 2020 menjadi kontraksi 5,8 persen. Namun diyakini akan kembali rebound dengan pertumbuhan menjadi 3,9 persesn tahun depan.

Dua negara anggota G20 diperkirakan mengalami kontraksi, Amerika Serikat dan Inggris masing-masing 4,3 persen, 9,8 persen. Sedangkan Jepang diperkirakan turun 5,3 persen.

Dua anggota G20 lainnya, Brasil dan Rusia diperkirakan akan mengalami kontraksi masing-masing 5,8 persen dan 4,1 persen. Ekonomi India mengalami penyusutan sebesar 10,3 persen.

IMF memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi sebesar 4,4 persen. Namun, lebih baik dari perkiraan kontraksi 5,2 persen pada rilis yang dikeluarkan IMF bulan Juni 2020, ketika penutupan bisnis mencapai puncaknya.

Setelah rebound pada 2021, IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat menjadi sekitar 3,5 persen dalam jangka menengah. Hal ini menyiratkan pertumbuhan hingga 2025 akan lebih rendah dari yang diharapkan. []


Berita terkait
Menkeu Arab Tolak Prediksi IMF Soal Ekonomi Suram
Menkeu Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan menyangkal menyangkal pernyataan IMF yang menyebutkan bahwa ekonomi negara itu akan suram.
IMF Sebut Ekonomi Dunia Masuk Perawatan Intensif
IMF menyebutkan, perekonomian dunia menghadapi krisis terburuk sejak depresi hebat tahun 1930-an, karena dampak virus corona Covid-19.
Luhut Jawab Komentar IMF Soal Rasio Utang Indonesia
Luhut menjawab komentar Dana Moneter Indonesia (IMF) yang menyebutkan rasio utang terhadap produk domestik bruto Indonesia mencapai 38% pada 2030.
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.