Imbas Virus Corona, Menkeu Kaji Insentif Pariwisata

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah sedang merumuskan insentif untuk sektor industri pariwisata yaitu penerbangan dan hotel.
Sejumlah wisatawan mengamati Patung Garuda Dewa Wisnu di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali, Kamis, 7 November 2019. Sejak diresmikan pada tahun 2018, kawasan tersebut mulai menjadi pilihan wisawatan baik domestik atau mancanegara yang berlibur ke Bali. (Foto: Antara/Zabur Karuru)

Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah sedang merumuskan insentif untuk sektor industri pariwisata, salah satunya, insentif untuk maskapai penerbangan dan penginapan. Hal tersebut dilakukan untuk menangkal dampak negatif meluasnya virus corona terhadap perekonomian domestik.

"Beberapa hal seperti subsidi ke penerbangan, terutama pariwisata domestik dalam rangka meningkatkan belanja dari masyarakat untuk menopang sektor pariwisata," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, 11 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Namun, menurutnya rencana insentif yang diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum final. Saat ini, rumusan masih dikaji oleh kementerian terkait yakni Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Virus BaruWisatawan mengantri untuk check in di Bandara Internasional Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand, 16 Januari 2018. Thailand mengkarantika seorang wanita China yang terjangkit virus baru keluarga Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). (Foto: Reuters|Athit Perawongmetha|Channel News Asia).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap insentif dapat meningkatkan kunjungan ke sejumlah destinasi dalam negeri. Sebab, sejak menerapkan kebijakan penutupan sementara penerbangan rute dari dan ke China ke Indonesia tiga destinasi pariwisata, yaitu Bali, Bintan, dan Sulawesi Utara sepi pengunjung.

Insetif yang diinginkan Budi Karya adalah paket penerbangan dengan penginapan. "Yang paling efektif adalah bundling (paket) seperti ke penerbangan dan hotel," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sebelumnya mengatakan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan devisa empat miliar dolar Amerika Serikat (AS) karena kebijakan penutupan sementara penerbangan rute dari dan ke China ke Indonesia.

Pasalnya, Inndonesia selama ini banyak dikunjuni wisman asal asal Tiongkok. Berdasarkan catatan, wisman China mencapai dua juta orang dalam setahun. []

Berita terkait
Langkah Kominfo Hadirkan Tiga Unicorn Baru pada 2024
Kemkominfo tengah menyiapkan tiga perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar AS.
Industri Keramik Galau, Produksi Turun Gegara Corona
Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan was-was atas merebaknya virus corona di China.
Terawan Diminta Buka Mata Virus Corona di Indonesia
Politikus Gerindra, Iwan Sumule menilai harusnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjadi tersangka pertama kasus suap PAW anggota DPR.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.