Imbas Covid-19, Pendapatan Iklan Surya Citra Anjlok

Pandemi Covid-19 berimbas pada belanja iklan. Hal ini membuat pendapatan iklan Surya Citra Media turun tajam.
Logo Surya Citra Media Tbk. Pandemi Covid-19 berimbas pada pendapatan iklan perusahaan media, termasuk Surya Citra Media, induk stasiun televisi Indosiar dan SCTV.(Foto: yahoo.com).

Pandemi Covid-19 berimbas pada belanja iklan.  Hal ini membuat pendapatan iklan Surya Citra Media turun tajam

Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor usaha. Banyak perusahaan yang mengurangi pengeluaran iklan untuk mengelola profitabilitas dan menghemat uang. Efeknya pun berimbas pada industri media, termasuk emiten PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Willy Suwanto Analis, analis PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia mengatakan pandemi Covid-19 membuat industri media mengalami keterpurukan. Belanja iklan yang semakin membuat pendapatan iklan perusahaan media mengalami penurunan yang signifikan. "Di industri media televisi, hampir tak ada kenaikan pendapatan untuk free to air, belum lagi penurunan 70% dari iklan pra-Covid-19," tuturnya dalam riset yang diterima Tagar, Selasa, 9 Juni 2020.

Baca Juga: Dampak Covid-19, BEI Relaksasi Perusahaan Tercatat 

Willy menyebutkan, pemain industri otomotif telah menjauh dari periklanan. Sementara operator telekomunikasi, fast moving consumer goods (FMCG), dan perusahaan farmasi selama ini menjadi pengiklan utama media televisi, sejak ada pembatasan sosial skala besar (PSBB) secara efektif menekan pengeluaran konsumen.

Bagaimana dengan emiten Surya Citra Media Tbk? 

Willy memproyeksikan pendapatan pendapatan kuartal kedua 2020 (2Q20F) lebih rendah dari kuartal sebelumnya karena imbas Covid-19. Sejak proyeksi pada awal Mei, SCMA yang menjadi induk stasiun televisi Indosiar dan SCTV tersebut turun 32 persen pada 2Q20F dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Logo IndosiarLogo Indosiar. (Foto: yahoo.com).

Willy menyebutkan pihaknya menurunkan perkiraan proyeksi pendapatan SCMA pada 2Q20F sebesar Rp 5,1 triliun dari ekspektasi pasar sebelumnya Rp 5,6 triliun. "Kami memperkirakan ekonomi secara bertahap akan membaik setelah pandemi, dan perseroan akan bisa memulihkan pendapatan di semester kedua (2H20F) atau tahun depan (2021F)," ucapnya.

Willy menambahkan meskipun proyeksi pendapatan lebih rendah, EBITDA dan margin laba bersih harus tetap tangguh. Hal ini dibantu oleh langkah-langkah pemotongan biaya. SCMA masih belum memberikan tahun depan (2020F).

Sejak pemerintah memberlakukan work form home (WFM) untuk menekan penyebaran Covid-19, Surya Citra Media mempromosikan platform over-the-top (OTT), Vidio, dengan memberikan uji coba gratis dan berlangganan dengan diskon harga. Ini telah terbukti meningkatkan total pelanggan yang membayar secara signifikan.

"Perhatikan bahwa ketika acara olahraga dimulai kembali, Vidio akan mendapat manfaat dari pelanggan jangka pendek, margin tinggi yang telah dilihatnya pra-Covid," kata Willy.

Selain biaya operasi yang lebih tinggi, perseroan memperkirakan biaya konten membengkak di tahun depan. Hal ini untuk mempertahankan pelanggan setelah biaya konten lebih rendah dari yang diharapkan pada tahun 2020 karena produksi terhenti.

Logo SCTVLogo SCTV. (Foto: yahoo.com).

Valuasi dan remokendasi SCMA

Willy memperkirakan Surya Citra Mediaakan terus membukukan pertumbuhan laba negatif -8,5% yoy pada tahun ini 2020F, setelah -27,9% pertumbuhan pendapatan yoy pada 2019. "Kami memperkirakan marjin kotor sedikit meningkat menjadi 49,2% karena situasi Covid-19 mengurangi tekanan biaya," ucapnya.

Oleh karena itu, margin bersih inti harus mencapai 19,3% pada tahun ini atau sedikit lebih tinggi dari 18,4% pada 2019. (Rata-rata 3 tahun terakhir adalah 30,4% sebelum perusaaan mengakuisisi Vidio.com).

Simak PulaCorona, OJK Minta BEI Kurangi Durasi di Lantai Bursa

Sisi baiknya, Surya Citra Media masih tidak perlu menarik pinjaman mendanai biaya produksi konten, karena dukungan dari kasnya yang melimpah dan arus kas dari bisnis FTA-nya (siaran televisi konvensional). []


Berita terkait
Dampak Covid-19, BEI Relaksasi Perusahaan Tercatat
BEI memberikan beberapa relaksasi pemenuhan kewajiban bagi perusahaan tercatat untuk mengantisipasi dampak penyebaran virus corona Covid-19.
Kapan IHSG dan Ekonomi Bangkit Kembali?
Setelah merebaknya wabah Virus Corona atau Covid-19 di akhir Januari 2020, Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) anjlok -36,1%.
Deretan Saham Meroket Saat IHSG Menguat Level 5000
IHSG pada penutupan perdagangan Senin, 8 Juni 2020 menguat 2,48 persen atau naik 122,8 poin di level 5.070 dengan nilai transaksi capai Rp 13,5 T.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.