Jakarta - Direktur Jenderal industri kimia, farmasi dan tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam mengatakan sektor IFKT mampu mencatat pertumbuhan positif di tengah pandemi Covid-19.
Bahkan, kata dia industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar yakni 8,65 persen pada triwulan II 2020. Angka tersebut, menurut dia melampaui pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mengalami kontraksi 5,32 persen.
"Pada triwulan II tahun ini, kontribusi sektor IKFT menembus hingga 4,5 persen," ujar Muhammad Khayam seperti dikutip Tagar dalam siaran pers Kemenperin, Jumat, 18 September 2020.
Berdasarkan catatannya sisi kinerja ekspor sektor IFKT pada triwulan II 2020 menyumbang USD 14,59 miliar dengan realisasi investasi menembus Rp 32,39 triliun yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 20,06 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sekitar Rp 12,33 triliun.
Angka tersebut menurut dia masih kurang dari target kinerja ekspor sektor IKFT 2020, yaitu menembus USD 34,14 miliar, dengan realisasi investasi sebesar Rp 84,65 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7,37 juta orang.
"Jumlah tenaga kerja di sektor IKFT sebanyak 6,96 juta orang dari total tenaga kerja industri pengolahan yang mencapai 18,46 juta orang,” tuturnya.
Kemenperin pun berusaha memacu IFKT agar mampu berkontribusi dalam perekonomian nasional. Setidaknya, ada lima arah kebijakan strtegis yang telah ditetapkan pihaknya.
Pertama, pengembangan sumber daya manusia industri, kedua, pengembangan sarana dan prasarana industri, ketiga, pengembangan pemberdayaan industri, keempat kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal serta kelima kebijakan reformasi birokrasi. []