Jakarta - Peserta Reuni 212 mengikuti salat tahajud di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, yang dipimpin oleh Imam Syekh Amar dari Palestina. Kegiatan tersebut sudah dimulai pukul 03.00 WIB pada Senin, 2 Desember 2019.
Massa dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti salat tahajud tersebut sebagai bagian kegiatan damai Reuni 212.
Sesuai yang diberitakan Antara, salat tahajud itu dipusatkan di sisi barat kawasan Monas. Peserta reuni terlihat khusyuk melaksanakan ibadah tersebut, meski cuaca di sekitar lapangan Monas cukup dingin dan angin berdesir.
Panitia setempat melalui pengeras suara mengumumkan setelah salat tahajud, kemudian akan dilanjutkan istighatsah yang disampaikan oleh Buya Kurtubi dari Banten.
Setelah itu, dilanjutkan dengan dzikir menjelang dilaksanakan salat subuh berjamaah. Lalu, kemudian pembacaan ayat suci Al Quran.
Panitia menyebutkan kegiatan damai Reuni 212 tersebut tidak hanya diikuti peserta dari Jakarta dan kota sekitarnya tetapi juga dari beberapa daerah seperti Solo, Yogyakarta hingga Aceh.
Kami meminta kepada pihak kepolisian, untuk segera memproses secara hukum Ibu Sukmawati Soekarnoputri sebagaimana hukum yang berlaku di negeri ini.
Sebelumnya, seruan menghadiri kegiatan Reuni 212 ini telah dilontarkan oleh Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin. Dalam acara Reuni 212, rencananya akan menghadirkan aktivis, tokoh politik, dan ulama dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami meminta kepada pihak kepolisian, untuk segera memproses secara hukum Ibu Sukmawati Soekarnoputri sebagaimana hukum yang berlaku di negeri ini. Jangan sampai negara bertindak tidak adil dalam penegakan hukum," kata kata Novel lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar pada Sabtu, 30 November 2019.
Novel mengatakan peserta acara Reuni 212 akan mendesak kepolisian untuk memproses hukum Sukmawati Soekarnoputri. Khususnya pernyataan adik dari Megawati Soekarnoputri itu yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden ke-1 Indonesia, Sukarno.
"Kami meminta kepada pihak kepolisian, untuk segera memproses secara hukum Ibu Sukmawati Soekarnoputri sebagaimana hukum yang berlaku di negeri ini. Jangan sampai negara bertindak tidak adil dalam penegakan hukum," kata kata Novel lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar pada Sabtu, 30 November 2019.
Gaung nama Sukmawati dalam Reuni 212, kata Novel, disebabkan menggantungnya laporan yang dilayangkan untuk Sukmawati ke kepolisian. Novel menilai Sukmawati telah menghina agama maka hukum sepatutnya ditegakkan dalam kasus ini. []
Baca juga: