Ikatan Dokter Indonesia soal Virus Corona di Wuhan

Penjelasan lengkap Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tentang virus corona dari China yang menyebar ke seluruh dunia. Penting diketahui semua.
Warga menggunakan masker pelindung di depan pintu masuk Forbidden City di mana ada pengumuman bahwa tempat tersebut ditutup untuk pengunjung untuk keamanan menyusul adanya wabah virus corona baru, di Beijing, China, Sabtu, 25 Januari 2020. (Foto: Antara)

Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan hal-hal penting untuk diketahui masyarakat, berkaitan virus corona dari China yang menyebar ke seluruh dunia. Hal-hal penting tersebut tertulis dalam dua lembar kertas, ditandatangani Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, Jumat, 24 Januari 2020. 

Berikut hal-hal penting selengkapnya.

Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru. Pneumonia dapat menyerang siapa saja seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.

Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP), dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan dari mana sumber infeksi dari pneumonia. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.

Saat ini sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan 27 kasus di Kota Wuhan, Tiongkok. Penyebabnya adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV). Kasus-kasus ini kemudian meningkat cepat. Hingga tanggal 23 Januari 2020 dilaporkan telah mencapai 830 lebih kasus di seluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia.

Selain di Wuhan, beberapa negara melaporkan kasus-kasus suspek serupa dengan di Wuhan yaitu di Thailand, Hong Kong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, dan USA.

Belum ada vaksin untuk mencegah kasus ini karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan coronavirus jenis baru.

Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan.

Gejala yang muncul pada pneumonia ini mirip dengan pneumonia pada umumnya, di antaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperbarui kondisi.

Masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun rata-rata gejala timbul setelah 2-14 hari. Metode transmisi belum diketahui dengan pasti pula. Awalnya virus ini diduga bersumber dari hewan. Namun ternyata telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia.

Terkait pencegahan, belum ada vaksin untuk mencegah kasus ini karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan coronavirus jenis baru.

Menyikapi hal ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengimbau sebagai berikut.

1. Masyarakat jangan panik

2. Masyarakat tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernapas, segera mencari pertolongan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat

3. Melakukan dan meningkatkan gaya hidup sehat, yakni

a. Menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, serta sertelah memegang instalasi publik. Caranya dengan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80 persen.

b. Hindari mengusap mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan

c. Menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk

d. Gunakan masker dan segera beobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas.

e. Istirahat bila sedang sakit

f. Menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali per hari dan makan makanan bergizi

4. Saran lain

a. Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas

b. Sering mencuci tangan, khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya

c. Hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar (wild animals)

d. Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan

e. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan

f. Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penulaan penyakit.

IDI tentang CoronaIDI tentang Corona

IDI tentang CoronaIDI tentang Corona

Baca juga:

Berita terkait
Bayi 9 Bulan di Beijing Terinfeksi Virus Corona
Seorang bayi perempuan berusia 9 bulan di Beijing, China terinfeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona.
Situasi RSPI Pasca Kabar Pasien Diduga Virus Corona
Situasi terkini RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sepi pasca dikabarkan pasien yang dirawat di sana diduga terkena virus corona, Senin, Januari 2020.
Antisipasi Kemenhub Cegah Virus Corona ke Indonesia
Kemenhub telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona masuk ke Indonesia. Berikut penjelasannya.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)