Makassar - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel Muhammad Jufri tengah mempertimbangkan pembukaan sekolah tatap muka secara bertahap. Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas XII jenjang SMA/SMK. Namun rencana itu mendapat penolakan Keras dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.
Ketua IDI Kota Makassar dr Siswanto Wahab, didampingi humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin mengatakan, apapun alasannya kita bicara fakta dimana positive Rate 38,16 di Indonesia artinya 10 orang dilakukan testing swab/PCR akan ada 4 orang positif.
Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kena Covid-19.
Padahal standar WHO hanya 5 persen, selain itu angka Covid-19 di propinsi Sulawesi Selatan masih masuk 5-7 tertinggi di Indonesia dan Makassar sebagai epicentrum.
Atas dasar itu, IDI Makassar tolak kebijakan sekolah tatap muka, baik secara bertahap atau sekaligus , perlu di ingat ada tiga poin penting untuk perhatikan masa depan anak yakni hak anak hidup, hak anak sehat dan hak anak mendapatkan pendidikan, ujar dokter ahli kulit ini.
Dokter Anto menambahkan, guru saja belum di vaksin apalagi siswa. "Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak-anak kena Covid-19, anak-anak bisa terpapar di sekolah, bisa kena saat pergi atau pulang sekolah, setelah itu membawa virus ke keluarga dampaknya terjadi klaster sekolah serta meninggi lagi klaster keluarga," bebernya dalam rilis yang dikutib Tagar, Selasa 23 Februari 2021.
IDI Kota Makassar mendukung kebijakan yang dikeluarkan akhir tahun 2020 oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) untuk menegaskan perlu adanya sejumlah hal yang diperhatikan dan dilakukan yang mencakup dukungan untuk kesehatan dan kesejahteraan anak yakni penundaan pembukaan sekolah.
Untuk kegiatan pembelajaran tatap muka sampai guru dan peserta didik semua sudah di vaksin Covid-19 dan tentu saja memiliki andil sangat besar untuk menurunkan transmisi.
Seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19. Idealnya untuk Sulsel, 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR di luar pemeriksaan penderita positif Covid-19.
Setelah itu kita masuk Kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril.
"Intinya IDI Makassar tolak kebijakan buka sekolah saat Covid-19 masih tinggi di Sulsel," Tegas dokter Anto. []