Ibu Korban Penembakan Trisakti Nyatakan Dukung Jokowi-Ma'ruf

Dua ibu korban penembakan di Kampus Trisakti tahun 1998 menyatakan dukungannya kepada Jokowi-Ma'ruf
Jokowi Pakai Kemeja Motif Grafiti ke RSPAD | Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kanan) dan Ma'ruf Amin tiba di RSPAD untuk menjalani tes kesehatan yang diselenggarakan KPU, Jakarta, Minggu (12/8/2019). (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 8/2/2019) - Dua ibu korban penembakan di Kampus Trisakti tahun 1998 menyatakan dukungannya kepada calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-Ma'ruf karena diyakini mampu menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM 1998.

Kedua ibu korban adalah Lasmiati, ibunda dari Heri Hertanto dan Karsiah, ibunda Hendriawan Sie.

"Saya dukung Jokowi, saya yakin beliau akan menyelesaikan masalah ini dengan adil. Karena, presiden yang sebelumnya belum bisa menyelesaikannya," ujar Lasmiati di Media Center TKN Jokowi-Ma'ruf, Jakarta, Jumat (8/2), mengutip Kantor Berita Antara.

Dia meyakini Jokowi memiliki komitmen untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM 1998 karena persoalan tersebut berlarut-larut sehingga perlu segera diselesaikan.

Menurut dia, permintaannya tidak berlebihan yaitu negara mengakui bahwa anaknya ditembak ketika melakukan aksi tahun 1998.

"Jadi, kalau Jokowi terpilih kembali mudah-mudahan bisa menuntaskan kasus ini, paling tidak minta diakui saja anak saya ditembak negara," ujarnya.

Dia menilai dukungan tersebut karena Jokowi tidak memiliki beban di masa lalu sehingga diyakininya bisa menyelesaikan kasus 1998 yang tidak selesai selama 20 tahun.

Sementara, ibunda dari Hendriawan Sie, Karsiah mengatakan dukungannya ke Jokowi karena selama ini berbeda dengan kepala negara dan kepala pemerintahan yang lain. Dia mencontohkan sering diundang ke Istana Negara untuk berdiskusi, sehingga dirinya berharap di periode kedua, Jokowi dapat menyelesaikan kasus tersebut.

"Buktinya beliau sering undang kita. Jadi bukan kita yang minta diundang, namun Jokowi yang undang," katanya.

Karsiah mengatakan Hendriawan Sie adalah anak satu-satunya namun ditembak hingga tewas dan dirinya saat ini sudah ikhlas merelakan anaknya tersebut. 

Sementara itu, alumni Universitas Trisakti menyatakan mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, dan meyakini dapat menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Semanggi tahun 1998.

"Saya yakin Jokowi memiliki cara untuk menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM 1998, dan segera diselesaikan," kata Ketua Alumni Trisakti Muanto Hatta di Media Center TKN Jokowi-Ma'ruf, di Jakarta, Jumat (8/2), masih mengutip Antara.

Dia meyakini Jokowi bisa menjalankan amanat reformasi dan mampu membawa perubahan agar Indonesia lebih baik.

Menurut dia, pihaknya tidak meragukan komitmen Jokowi dalam menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran HAM 98 sehingga tidak perlu membuat desakan kepada Jokowi.

"Kami tidak perlu mendesak kepada beliau karena yakin komitmen menyelesaikan kasus 1998 namun kami akan menjaga dan mengawal komitmen tersebut," ujarnya.

Dia mengapresiasi sikap Jokowi yang akan menjadikan empat mahasiswa yang tewas di Semanggi tahun 1998 sebagai pahlawan nasional.

Menurut dia, Alumni Trisakti berpesan agar masyarakat dalam lima tahun kedepan bisa tetap menikmati kemerdekaan yang sudah diperjuangkan para pahlawan reformasi dan tidak terbelenggu masalah masa lalu.

"Kami juga berpesan agar masyarakat tidak salah memilih dan tidak memilih pemimpin memiliki masalah HAM," katanya.

Dia mengatakan acara puncak deklarasi tersebut akan digelar di Senayan pada Sabtu (8/2) dan akan dihadiri sekitar 10 ribu alumni Trisakti dari berbagai daerah.

Dalam acara tersebut, Ketua Senat Mahasiswa Trisakti tahun 1998, Julianto Hendro menceritakan bagaimana para mahasiswa, dosen, karyawan dan seluruh civitas Trisakti bersatu dalam menyuarakan perubahan di Indonesia ketika itu.

Namun menurut dia, upaya perubahan itu dibalas dengan rentetan senjata yang berimbas pada tewasnya empat mahasiswa Trisakti ketika itu.

"Kami terus memperjuangkan keadilan, selain melalui pengadilan ad hoc, juga berproses di politik. Saya melihat ketika itu Prabowo dipanggil namun hanya berlinang air mata dan mengatakan akan ke rumah keluarga korban," katanya.

Ketua Senat Mahasiswa UI Periode 1998/1999, Pande K Trimayuni mengatakan sebuah demokrasi dan kebebasan yang diperjuangkan harus dibayar mahal dengan tewasnya empat mahasiswa Trisakti.

Karena itu menurut dia, kondisi yang sudah baik seperti sekarang jangan balik ke masa lalu sehingga itu penting untuk disampaikan kepada generasi muda.

"Kami prihatin ketika ada generasi milenial mengatakan di era Orde Baru ada sisi positifnya. Saya dan teman-teman marah mendengar itu, mereka harus tahu harga mahal yang harus dibayar untuk mencapai reformasi," katanya.

Dalam acara deklarasi tersebut juga dihadiri Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Sidarto Danusubroto. []


Berita terkait
0
Elon Musk Enggan Komentari Soal Twitter
Dalam sebuah wawancara Musk malah habiskan sebagian besar waktunya berbicara mengenai penjelajahan Planet Mars dan tingkat kelahiran di Bumi