Tidak Ada Normalisasi Arab Saudi dan Israel dalam Lawatan Presiden Biden

Dalam lawatan ke Arab Saudi, Israel dan Tepi Barat, Presiden Biden diperkirakan dorong Arab Saudi normalisasi diplomatik dengan Israel
Ilustrasi. Presiden AS, Joe Biden, akan melakukan lawatan ke Arab Saudi, Israel dan Tepi Barat pekan depan. (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Washington DC, AS - Dalam lawatan pekan depan ke Arab Saudi, Israel dan Tepi Barat, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, diperkirakan akan mendorong Arab Saudi menuju normalisasi diplomatik dengan Israel.

Bila terwujud, itu akan menjadi perluasan besar dari Kesepakatan Ibrahim, rencana perdamaian Timur Tengah di era Presiden Donald Trump.

Dari kontes kecantikan hingga pertemuan para pemimpin, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken, mengatakan, "Para menteri luar negeri Israel, Maroko, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir berdiri bersama di Israel. Hanya beberapa tahun lalu, pertemuan ini tidak mungkin dibayangkan."

blinken jelaskan kebijakan as thp chinaMenlu AS, Antony Blinken, menyampaikan pidato "Kebijakan AS terhadap China" di the Asia Society Policy Institute, George Washington University, di Washington DC, AS hari Kamis, 26 Mei 2022. (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Menlu Blinken menambahkan, ada keterlibatan yang lebih dalam di kawasan itu setelah Kesepakatan Ibrahim pada tahun 2020 yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel, Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan. Ini dilihat sebagai pencapaian kebijakan luar negeri paling signifikan dari Presiden Donald Trump.

Sebelum perjanjian itu, ada persepsi regional dalam puluhan tahun bahwa perdamaian Arab-Israel tidak bisa dicapai tanpa negara Palestina. Tetapi ketakutan kawasan itu akan bangkitnya Iran membantu mengubah persepsi tersebut.

Presiden Biden akan menyatakan dukungannya bagi solusi dua negara ketika bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Tetapi pada saat yang bersamaan, pemerintahannya diam-diam mendorong perluasan kesepakatan tersebut.

Masalah Palestina penting bagi Raja Saudi Salman tetapi putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, memiliki pandangan yang berbeda, kata Steven A. Cook, cendekiawan senior untuk kajian Timur Tengah dan Afrika di Dewan Hubungan Luar Negeri. Melalui Skype, Cook mengatakan, "Putra mahkota Saudi menyatakan pada musim semi, bahwa dia melihat Israel sebagai sekutu potensial, dan dia melihat normalisasi akan terjadi."

Setelah penerbangan Trump tahun 2017 dari Riyadh ke Tel Aviv, Arab Saudi akan mengizinkan Biden untuk terbang langsung dari Tel Aviv ke Jeddah. Itu akan menjadi yang pertama bagi seorang Presiden Amerika dan sinyal lain dari hubungan bilateral yang menghangat, meskipun normalisasi tidak akan segera terwujud.

Pengamat akan memantau apakah Arab Saudi akan mengizinkan penerbangan langsung dari Tel Aviv bagi jemaah haji. Mengingat pengaruh kerajaan itu bagi dunia Muslim, pengakuan Arab Saudi atas Israel akan berdampak signifikan, bahkan di tempat-tempat yang jauh seperti Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia yang bangga akan solidaritasnya pada Palestina. (ka/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Presiden Biden ke Israel, Tepi Barat dan Arab Saudi
Presiden AS, Joe Biden, berencana mengunjungi Israel dan Timur Tengah untuk pertama kalinya sebagai Presiden AS pada Juli 2022