Hujan Lebat, Rumah Warga Manggarai Nyaris Ambruk

Akibat hujan lebat, rumah warga Manggarai Nusa Tenggara Timur nyaris roboh dibawa banjir.
Kondisi rumah John Taptu, di Kelurahan Satar Tacik, Kabupaten Manggarai, NTT, nyaris roboh, Senin 19 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Yos Syukur)

Manggarai - Akibat hujan lebat, rumah John Taptu yang berada di Delem dekat Bandara Frans Sales Lega Kelurahan Satar Tacik, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, nyaris dibawa longsor, Senin 19 Oktober 2020.

Pantauan Tagar, rumah John Taptu yang baru dibangun dua bulan itu nyaris ambruk, bahkan kini tiang penyangga rumah tersebut sudah berada di bibir jurang.

Saya kaget sekali Pak. Ini di luar dugaan. Kami sudah enam tahun di sini, dan selama ini aman-aman saja.

Menurut tetangga John yang nama enggan disebutkan namanya menuturkan, saat kejadian pemilik rumah sedang berada di tempat kerjanya. Tentangga mengetahui kejadian longsor setelah mendengar teriakan dari orang di Kampung Langgo bahwa terjadi banjir di Delem dan mengancam rumah warga.

"Kami dengar teriakan dari mereka yang dari Langgo. Mereka teriak, longsor-longsor. Segeralah mengungsi dari rumah. Cepat," katanya menirukan teriakan orang Langgo.

Setelah hujan Reda, mereka bergegas ke lokasi dan menyaksikan rumah John hampir rubuh. Selanjutnya mereka segera menghubungi John Taptu pemilik rumah dan istrinya Yoya Harum.

Setelah dihubungi, mereka bergegas pulang dan menyaksikan rumah mereka dalam bahaya besar, nyaris dibawa longsor, karena rumah tersebut berada di tebing.

Melihat rumahnya nyaris roboh, John Taptu seakan tak percaya. Dirinya megatakan, kejadian tersebut diluar dugaannya. Apalagi mereka sudah menetap ditempat tersebut selama enam tahun.

"Saya kaget sekali Pak. Ini di luar dugaan. Kami sudah enam tahun di sini, dan aman-aman saja. Makanya tahun lalu saya bangun rumah besar ini dan baru selesai dua bulan lalu, dan dua tahun sebelumnya bangun tembok penahan. Saya kaget setelah bangun yang ini, bencana ini muncul," katanya sedih.

Sementara itu, Kaliks Harbu, tokoh masyarakat di tempat tersebut mengungkapkan keprihatinannya.

"Saya turut prihatin dengan musibah ini. Semoga ini cepat berlalu. Semoga semuanya baik-baik saja," ujar dia. []

Berita terkait
Lima Kapanewon di Kulon Progo Rawan Bencana Tanah Longsor
BPBD Kulon Progo sudah melakukan pemetaan sejumlah wilayah rawan bencana tanah longsor saat musim hujan. BPBD menyiapkan anggaran Rp 5 miliar.
Puluhan Tentara Vietnam Hilang Tertimbun Longsor
Mereka tertimbun bebatuan dan lumpur tebal tanpa bisa menyelamatkan diri.
Bencana Longsor Meningkat, BPBD Kudus Minta Warga Waspada
BPBD Kudus mendata dua kecamatan dan 11 desa rawan terjadinya bencana tanah longsor saat cuaca ekstrem, khususnya musim hujan.