Hujan Es Melanda Mekkah, Jemaah Aceh Diminta Berhati-hati

Hujan es disertai angin kencang melanda Mekkah Arab Saudi terutama di kawasan Mina menjelang sore hari pukul 15.30
kondisi Mina pada siang hari berubah setelah terjadi angin dan hujan menjelang sore hari pukul 15.30 WAS. (Foto: Dok. PPIH Embarkasi Aceh)

Banda Aceh - Hujan es disertai angin kencang melanda Mekkah Arab Saudi terutama di kawasan Mina menjelang sore hari pukul 15.30 WAS' Senin 12 Agustus 2019.

Suasana yang banyak di abadikan jemaah haji seluruh dunia ini karena iklim ekstrim yang terjadi saat suasana terik panas matahari berubah menjadi hujan dan angin yang membuat tenda tenda ikut bergerak.

Jemaah yang ingin menuju ke Jamarat juga terpaksa menghentikan aktifitasnya akibat hujan lebat yang disertai angin kencang melanda Mina dan sekitarnya.

Informasi ini disampaikan Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Muhammad Nasril di Banda Aceh, usai menerima laporan dari petugas kloter jemaah haji Aceh di Mina, Selasa 13 Agustus 2019.

Rusli mengatakan kondisi derasnya hujan selama satu jam, membuat beberapa ruas jalan di sekitar mina tergenang air selutut orang dewasa sehingga tidak bisa dilewati jemaah yang ingin melontar.

"Air tergenang mungkin karena tumpukan sampah dimana-mana," ujar Ketua Kloter 8, Rusli kepada PPIH embarkasi Aceh melalui pesan WhatsApp saat ia mendampingi jemaah menuju jamarat Selasa 13 Agustus 2019.

Namun, kondisi tersebut tidak mengurungkan niat jemaah Aceh ini untuk berangkat ke lokasi jamarat yang berjarak 3 KM dari tenda pemondokan, dan mereka bersama petugas mencari alternatif lain untuk menuju lokasi jamarat.

"Jemaah banyak yang mengambil alternatif jalan lain meski sedikit jauh, karena ada ruas ruas jalan yang tidak tergenang air," Kata H. Rusli

Lebih jauh, Rusli menjelaskan bahwa pada 11 Zulhijjah, jemaah tidak terlalu riskan melakukan perjalanan ke lokasi jamarat maupun kembali ke pemondokan setelah usai melontar, tidak sama halnya pada hari pertama, lempar jumrah aqabah.

"Kalau hari pertama titik melontarnya hanya pada satu titik, jadi jemaah seluruh dunia terkosentrasi pada satu jamarat, kemudian jemaah dari negara lain yang tiba dari muzdalifah langsung ke jamarat, sehingga pihak maktab melarang untuk melontar pada pukul 04.00 sampai jam 10.00 demi keamanan, sedangkan hari ini lebih bebas untuk mengatur waktu ke jamarat," kata Rusli. []

Berita terkait
Bandara YIA Yogyakarta Aman Digoyang Gempa Dahsyat
Bandara baru YIA Yogyakarta aman dari gempa berkekuatan besar.
Kompolnas Setuju Bandar Narkoba Tembak di Tempat
Kompolnas setuju bandar narkoba ditembak di tempat, menyikapi pengeroyokan kepada Kapolsek Patumbak, Medan.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.