Hilangkan Jejak Perampok di Kudus Hapus Rekaman CCTV

Polres Kudus masih melakukan penyelidikan kasus perampokan di Jalan Ahmad Yani Kudus. Pelaku diduga mengetahui situasi rumah dengan menghapus CCTV.
Polres Kudus melakukan olah TKP rumah korban perampokan dan penyekapan di Jalan Ahmad Yani, Kudus, Jumat, 10 Juli 2020. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Kepolisian Resort Kudus masih melakukan penyelidikan kasus perampokan rumah LCW di Jalan Ahmad Yani, Kudus. Pengungkapan terkendala, karena para pelaku menghapus rekaman Closed Circuit Television (CCTV) di rumah korban.

Kepala Kepolisian Resort Kudus Ajun Komisaris Besar Aditya Surya Dharma mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus pencurian dengan kekerasan terjadi di rumah LCW, Kamis, 9 Juli 2020 malam.

Mungkin dibunuh biar agar anjing tersebut tidak menggonggong.

"Kami masih lakukan olah TKP. Jadi kami belum bisa bicara banyak," ujarnya saat ditemui Tagar di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Jumat, 10 Juli 2020.

Menurutnya kejadian tersebut tidak menelan korban jiwa. Komplotan perampok diperkirakan terdiri empat orang itu menguras harta korban dengan kerugian mencapai Rp 2 miliar.

Adapun harta milik korban yang raib digondol kawanan perampok antara lain, uang tunai, perhiasan, surat berharga dan satu unit mobil inova reborn. Saat melancarkan aksinya, para perampok sempat membunuh anak anjing milik korban. Hingga darahnya bercacaran di lantai rumah korban.

Aditya menduga, pembunuhan anak anjing ini dilakukan untuk memuluskan aksi para kawanan perampok. "Mungkin dibunuh biar agar anjing tersebut tidak mengonggong," ujarnya.

Saat ditanya mengenai keberadaan CCTV di rumah korban, Aditya mengungkapkan kawanan perampok itu telah menghapus data rekaman dari kamera pengintai di rumah tersebut. Terkait dugaan keterlibatan orang dalam aksi perampokan ini, Aditya menegaskan bahwa hal itu masih diselediki oleh pihaknya.

"Dugaan kami perampok tidak masuk melalui pintu depan. Tapi melalui tanah kosong yang terletak di selatan rumah korban," tuturnya.

Lanjut dia, dalam olah TKP tim inafis Polres Kudus dan Polda Jateng menemukan tangga tinggi ditanah kosong tersebut. Tangga ini kemudian diduga menjadi alat para komplotan perampok masuk ke dalam rumah korban.

Sementara itu, kondisi korban dan keluarga dikabarkan masih syok. Sehingga pihaknya belum bisa memintai keterangan apapun dari mereka.

"Korban dan keluarga tidak mengalami luka-luka. Pengakuan mereka sempat dipinting dan disekap. Besuk mereka baru kami mintai keterangan," tutur dia. [] 

Berita terkait
Perampokan di Kudus, Korban Disekap dan Harta Raib
Polres Kudus masih melakukan penyelidikan untuk memburu komplotan perampokan. Korban mengalami kerugian Rp 2 miliar.
Ratusan Santri Kudus Sakit, tapi Bukan Karena Corona
Hasil pengecekan kesehatan terhadap santri di Kudus menunjukkan gejala sakit. Tapi penyebabnya bukan karena virus corona.
Pernikahan Dini di Kudus Meningkat Jelang New Normal
Pihak perempuan banyak yang sudah hamil duluan. Hal ini yang menjadi penyebab permohonan dispensasi menikah di Kudus meningkat jelang new normal.