Helmy Yahya Pilih Liga Inggris Karena Alasan Murah

Mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya menyampaikan alasan dirinya lebih memilih menyiarkan Liga Inggris ketimbang Liga Indonesia.
Eks Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI) Helmy Yahya usai rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020. (Foto: Tagar/Fernando P)

Jakarta - Mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya menyampaikan alasan dirinya lebih memilih menyiarkan Liga Inggris ketimbang Liga Indonesia. Alasannya adalah harga yang ditawarkan untuk menyiarkan Liga Indonesia lima kali lebih mahal. “Kenapa tidak menayangkan Liga Indonesia? Liga Indonesia harganya empat hingga lima kali lipat dari Liga Inggris,” katanya dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.

Helmy terang-terangan membantah pernyataan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI yang mengatakan bahwa stasiun televisi nasional yang dia pimpin dipenuhi program asing. Adik kandung dari politisi Partai Golkar Tantowi Yahya itu menyebutkan bahwa TVRI mendapatkan hak siar Liga Inggris dengan harga yang relatif murah, di mana masyarakat lebih menyukai.

Hanya karena Liga Inggris, publik nontonTVRI. Jangan lupa, bola itu hal yang sangat menghibur Indonesia.

“Hiburan murah yang sangat digemari di Indonesia itu badminton dan sepak bola. Kami mendapat kepercayaan untuk menyiarkan Liga Inggris yang harganya sangat murah. Kami hanya membayar 2 juta dolar AS,” ujarnya.

Menurutnya, apabila dihitung harga per tayangan dengan kurs rupiah, maka Liga Inggris hanya sebesar Rp 130 juta. “Itu kami hitung per jam hanya Rp 130 juta. Hanya karena Liga Inggris, publik nonton TVRI. Jangan lupa bola itu hal yang sangat menghibur Indonesia,” kata Helmy.

Helmy YahyaHelmy Yahya. (Foto: Instagram/Helmy Yahya)

Seperti diketahui Helmy Yahya yang terkenal dengan sebutan Raja Kuis itu dipecat dari jabatan direktur utama TVRI oleh Dewan Pengawas TVRI. Salah satu dasar pemberhentian dirinya disebabkan pembelian hak siar siaran langsung Liga Inggris dari Mola TV yang dinilai tidak tertib terhadap administrasi.

Semua stasiun televisi tentu ingin memiliki sebuah program killer konten atau lokomotif yang membuat orang menonton.

Helmy menyatakan pembelian siaran Liga Inggris dari Mola TV bertujuan agar TVRI memiliki sebuah konten yang membuat semua orang menonton televisi milik pemerintah itu. Dia beranggapan keputusannya sudah tepat.

"Semua stasiun di dunia tentu ingin memiliki sebuah program killer konten atau lokomotif konten yang membuat orang menonton. TVRI karena kepercayaan orang, karena jangkauan kami lima kali lipat dari tv lain, akhirnya kami mendapatkan kerja sama dengan Mola TV untuk menayangkan Liga Inggris," kata Helmy di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020.

Logo TVRILogo ketiga TVRI (24 Agustus 1982-23 Agustus 1999). Logo ini digunakan sebagai logo on-air pada tahun 1995-1999. (Foto: wikipedia.org)

Tak terima pemecatan itu, Helmy Yahya mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Saya tidak tahu, tahu-tahu saya resmi diberhentikan jadi Dirut. Saya akan melakukan gugatan ke pengadilan, PTUN atau apa nanti. Tujuan saya membela adalah membela nama baik saya," kata Helmy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.

Helmy mengatakan, memenuhi panggilan Komisi I DPR untuk membahas lebih lanjut pemberhentian dirinya oleh Dewas TVRI. "Saya mengalami sendiri alangkah gampangnya seorang direksi diberhentikan oleh dewas kalau kita mencermati PP 13 no 2 tahun 2005. Saya alami sendiri. Cukup direksi itu siapapun dia dikasih Surat Pemberitahuan Rencana Pemberhentian (SPRP), kesalahan bisa dibuat apa saja. Silahkan membela diri, punya waktu satu bulan," ujarnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Helmy Yahya Tidak Terima, Gugat Dewas TVRI ke PTUN
Helmy Yahya tidak terima Dewas TVRI mencopot dirinya sebagai direktur utama (Dirut) televisi berpelat merah tersebut. Dia siap gugat ke PTUN.
7 Perubahan TVRI di Tangan Helmy Yahya
Karier Helmy Yahya di Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) telah berakhir. Dia membuat sejumlah gebrakan sebelum dipecat
TVRI Pecat Helmy Yahya Berujung Audit Investigasi
Komisi I DPR dan BPK akan melakukan audit investigasi ihwal pemecatan Helmy Yahya dari posisi Direktur Utama oleh Dewan Pengawas TVRI