Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri jasa keuangan. Entitas usaha dengan kode saham BBNI itu didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946.
Kemudian, dalam Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI melakukan pembaharuan nama menjadi Bank Negara Indonesia 1946. Seiring dengan perjalan waktu, pemerintah kemudian menganggap perlu untuk melakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero).
Sebagai informasi, BNI merupakan Bank BUMN pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1996. Guna memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.
Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Agenda itu dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Saat ini, 60 persen saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40 persen sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing.
BNI kini tercatat sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial, perseroan menggelontorkan sejumlah lini bisnis berbeda, diantaranya, Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.
BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.
Berdasarkan laporan keuangan periode 2019, bank plat merah ini berhasil membukukan capaian laba sebesar Rp 15,3 triliun. Raihan itu tumbuh sekitar 2,5 persen dibandingkan periode yang sama 2018.
Kinerja moncer perseroan ditopang oleh pendapatan nonbunga yang melejit 18,1 persen menjadi Rp 11,3 triliun dari sebelumnya Rp 9,6 triliun di 2018.
Kemudian, fungsi intermediasi, bank yang fokus pada sektor korporasi ini mencetak kredit Rp 556,7 triliun atau naik 8,6 persen dari 2018 yang sebesar Rp 512,7 triliun.