Jakarta, (Tagar 28/3/2019) - Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi. Mendekati Pemilu 17 April 2019, diprediksi akan ada golput besar-besaran. Dikarenakan adanya libur panjang di pekan hari pemungutan suara, akan memicu masyarakat tidak menggunakan hak suaranya.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, masyarakat dapat memanfaatkan momentum pemilihan suara di Pemilu 2019 nantinya. Meskipun mendekati pencoblosan tersebut akan ada libur panjang.
"Saya kira kan masyarakat Indonesia kan sebagian besar tahu bahwa 17 April adalah hari pemungutan suara dan karena itu adalah perhelatan yang penting bagi semua pihak, baik pemilih, peserta Pemilu, penyelenggara. Ya, harapannya mereka akan tetap menggunakan hak pilih. Kalau mau liburkan, berangkat liburnya kan bisa setelah mencoblos selesai dulu. Saya kira juga kan tidak semua orang akan pergi berlibur ya," jelas Titi Anggraini saat dihubungi Tagar News, Kamis (28/3).
Meskipun libur panjang, kata dia, tak menjadi halangan untuk masyarakat dalam berpartisipasi mensukseskan jalannya Pemilu. Bahkan, menurut dia, justru pada masa libur panjang ini masyarakat bisa berkesempatan menggunakan haknya untuk mencoblos.
"Menurut saya pendekatan kita bukan malah membesar-besarkan mereka, seolah mereka menjadi dibenarkan untuk tidak memilih dan golput. Tetapi justru sebaliknya mengajak semua pihak memanfaatkan 17 April itu sebagai momentum bagi kita untuk memperkuat demokrasi Indonesia," ucap dia.
Tuti menambahkan, untuk mencegah adanya peluang golput, sangat penting sosialisasi dari semua pihak, baik penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, hingga ketingkat kementerian lembaga.
"Tradisi selama ini juga walaupun libur panjang tidak semua juga akan pergi berlibur gitu. Jadi antispasi itu harus dilakukan oleh penyelenggara, peserta pemilu dan semua pihak soal pentingnya pemilih menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara mendatang," pungkasnya. []