Harapan GMNI pada Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin

Ini harapan Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) pada kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin pada pemerintahan 2019-2024.
Jokowi-Ma'ruf Amin. (Foto: Antara)

Jakarta - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah menyampaikan harapan kepada Presiden Joko Widodo agar dapat menempatkan figur dari elemen-elemen pendiri bangsa di kabinet pemerintahan periode 2019-2024.

"Saya berharap Pak Jokowi usai dilantik sebagai presiden untuk periode kedua dapat menempatkan menteri dari figur elemen pendiri bangsa, yakni Islam, nasionalis, sosialis, dan TNI/Polri," kata Ahmad Basarah.

Basarah menyampaikan itu dalam pidato pada acara haul wafat ke-49 Bung Karno dan diskusi "Melanjutkan Peradaban Bangsa" di Kantor Pusat PA GMNI, Cikini, Jakarta, Jumat malam 22 Juni 2019.

Ia mengatakan negara Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa dengan konsensus yang dituangkan dalam Pancasila sebagai ideologi dan landasan filosofi negara. "Elemen pendiri bangsa tersebut saat ini adalah Islam, nasionalis, sosialis, TNI/Polri," katanya.

Namun saat ini, lanjut Basarah, ada sekolompok pendatang baru yang berusaha membelokkan konsensus para pendiri bangsa. 

"Inilah ancaman yang kita hadapi saat ini, adanya kelompok yang ingin mengubah Pancasila. Ancaman ini bisa diatasi jika seluruh elemen pendiri bangsa bersatu dan melawan," ujarnya.

Karena itu, kata Basarah, Presiden Joko Widodo dalam menyusun para menteri kabinet pada periode kedua mendatang, diharapkan dapat mengisi dengan figur dari elemen pendiri bangsa, yakni ada unsur Islam, unsur nasionalis, unsur sosialis Sukarnois, dan unsur TNI/Polri.

Saya berharap Pak Jokowi usai dilantik sebagai presiden untuk periode kedua dapat menempatkan menteri dari figur elemen pendiri bangsa, yakni Islam, nasionalis, sosialis, dan TNI/Polri.

Wakil Ketua MPR RI ini juga bercerita bagaimana pandangan dan visi ke-Islaman Soekarno, tapi Soekarno juga banyak mendapat tuduhan seperti kedekatannya dengan PKI, yang tidak ada dasar fakta.

"Bung Karno yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dan memproklamirkannya bersama Bung Hatta juga mendapat tuduhan mengkhianati negara. Ini menjadi beban berat. Bung Karno tidak melawan, karena menjaga persatuan Indonesia," tutur Basarah.

Soekarno yang kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sekaligus menghapus tuduhan mengkhianati negara.

Dalam kesempatan sama dilaporkan Antara, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Budiman menegaskan jiwa nasionalisme Bung Karno sangat tinggi, tidak perlu diragukan.

"Bung Karno tidak mungkin berkhianat. Bung Karno berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bung Karno yang mencanangkan Pancasila dan memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia," tuturnya. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.